Diresmikan penabalan nama “Majelis Permusyaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah” di dinding luar Gedung Nusantara V. Peresmiannya menandai perubahan nama Gedung MPR/DPR menjadi Gedung MPR/DPR/DPD atau Kompleks Parlemen Senayan.
“Pada hari yang berbahagia ini telah terukir sebuah sejarah baru yang tidak akan terlupakan, tak akan terlekang, terus terkenang sepanjang masa, yakni peresmian nama ‘DPD’ sebagai simbol eksistensinya sejak tahun 2004 sekaligus perwujudan komitmen kita,” ujar Ketua DPD Irman Gusman yang berpidato sebelum Ketua MPR Taufik Kiemas di halaman Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/1). Taufik meneken tombol sirene didampingi Irman dan Ketua DPR Marzuki Alie.
“Penamaan ini memberi semangat dan motivasi bagi MPR, DPR, dan DPD dalam melaksanakan amanat rakyat demi kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan cita-cita luhur UUD 1945 dan Pancasila,” katanya. Sebelum mengakhiri pidatonya, Irman berharap Bank Indonesia (BI) mengganti uang kertas seratus ribu rupiah cetakan tahun 2004 yang bergambar nama “Majelis Permusyaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat”.
Irman mengaku, penabalan nama “Dewan Perwakilan Daerah” diperjuangkan hampir lima tahun. “Tidak mudah memperjuangkannya. Hampir lima tahun lebih kami berjuang agar eksistensi DPD diakui simbolik. Hari ini semuanya terjawab. Nama ‘Dewan Perwakilan Daerah’ di dinding luar Gedung Nusantara IV Komplek Parlemen Senayan akan kokoh selama-lamanya. Perjuangan yang panjang,” tukasnya.
Tiga wakil ketua MPR berbaris di belakang Taufik, Irman, dan Marzuki, yaitu Hajriyanto Y Tohari (Fraksi Partai Golkar/F-PG), Melani Lemeina Suharli (Fraksi Partai Demokrat/F-PD), dan Ahmad Farhan Hamid (Kelompok Dewan Perwakilan Daerah/DPD). Lukman Hakim Saefuddin (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan/F-PPP) berhalangan menghadirinya. Acara juga dihadiri dua wakil ketua DPD, Laode Ida dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Wakil Ketua DPR Pramono Anung (Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan/F-PDIP), serta beberapa anggota DPD dan anggota DPR.
Sementara itu, dalam pidatonya Taufik juga menekankan penabalan nama “Dewan Perwakilan Daerah” bermakna yang mendalam tidak hanya bagi DPD tetapi juga parlemen keseluruhan. “Eksistensi DPD semakin jelas dengan simbol kelembagaan yang dimilikinya, sehingga kami berharap DPD memiliki ‘self confidence’ yang meninggi dan berimbas kepada pencapaian tugas-tugas konstitusionalnya.”
