Penyaluran beras miskin (Raskin) di Kota Semerbak kembali mendapat sorotan anggota DPRD menyusul adanya laporan dari warga pengguna Raskin bahwa beras yang diterima dari kelurahan kualitasnya sangat rendah.
Adalah Legislator PKS Jamil Abubakar SAg yang mengatakan kepada media ini, Selasa (15/03). Raskin kualitas rendah itu, katanya, ditemukan di Kelurahan Bataraguru, Kecamatan Wolio, beberapa waktu lalu.
Jamil memintah pemerintah melakukan fungsi kontrolnya yaitu mengawasi distribusi Raskin ke warganya. "Paling tidak pemerintah menegur pihak Bulog agar memperbaiki sistim pendistribusian Raskin hingga sampai ke rumah tangga sasaran (RTM)," ujarnya.
Jamil pun menduga, bahwa penyakit busung lapar kemungkinan bisa muncul karena adanya sistem pendistribusian dan kualitas beras yang tidak berkualitas.
"Bayangkan saja warga di Bataraguru sebagai penerima Raskin melaporkan beras yang mereka terima warnanya sudah kuning dan bercampur dengan batu. Mereka mau bertanya ke pihak kelurahan tapi bingung, akhirnya mereka menyampaikan uneg-unegnya kepada saya," ucapnya.
Karena Raskin itu merupakan program pemerintah dan bersubsidi, lanjutnya, maka seharusnya pihak Bulog memberikan beras yang berkualitas. Menurut Jamil, pihak aparat kelurahan tidak bisa disalahkan begitu saja, sebab pendistribusian beras itu awalnya berawal dari Bulog.
"Jadi Harga Rp 1400/kg itu bukan berarti masyarakat diberikan beras yang berkualitas rendah. Dengan harga Rp 1400/kg itu kualitas beras tetap dijaga bagus karena masyarakat membeli beras itu dengan bersubsdi. Jadi pendistribusiannya juga tidak ada yang gratis. Masyarakat tetap membeli," ujarnya.
Dia pun tidak ingin menyalahkan pihak manapun terkait temuan Raskin di Bataraguru. Untuk memperbaiki penyaluran Raskin berikut kualitasnya, katanya, pihak DPRD akan melakukan rapat kerja dengan pihak pemerintah dan mengundang instansi terkait guna mendapatkan penjelasan dan solusi terbaik penyaluran Raskin kedepannya. (ard)
