Raskin Dikemas Tidak Sesuai Rumah Tangga Sasaran

Anggota Komisi IV DPR yang mengadakan kunjungan kerja ke Provinsi Banten, menemukan beras miskin (raskin) dikemas tidak sesuai rumah tangga sasaran (RTS). Jumlah raskin tidak sesuai dengan berat yang seharusnya.

"Kami menemukan raskin dalam kemasan 50 kilogram kemudian dibagi dalam kantong plastik. Seharusnya ke RTS dikemas 15 kilogram," ujar ketua rombongan kunker Herman Khaeron kepada Jurnalparlemen.com, Senin (25/4). Menurut Herman, hal itu menjadi tanggung jawab Kepala Sub Divre Bulog Banten.

Temuan beras miskin di Banten kali ini, menambah deret panjang kasus-kasus serupa di berbagai daerah. Di Tangerang, Banten, belum lama ditemukan juga raskin yang mengandung kutu. "Bahkan bebek saja tidak mau memakannya," kata anggota komisi IV dari F-PDIP Sudin.

Sementara di tempat lain, seperti Jawa Tengah, kasus serupa juga muncul seperti raskin yang bau apek dan tidak layak konsumsi. Bahkan, raskin ditengarai ada yang mengandung bakteri aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan.

Sementara itu, dana raskin yang diusulkan Bulog setiap tahun meningkat. Untuk 2009 sebesar Rp 14 trilun, untuk 2010 dan 2011 sebesar Rp 17 triliun. Dan untuk tahun 2012 diusulkan sebanyak Rp 20 triliun. Padahal jumlah orang miskin penerima raskin tidak pernah bertambah yaitu 17 juta rumah tangga sasaran