Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengapresiasi, combine hybrid system milik Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Nusa Penida, dimana hal ini merupakan best practice yang akhirnya menghasilkan kehandalan sistem tersebut. Dimana energi terbarukan dengan energi fosil dapat bersanding bersamaan, sehingga harapan memiliki energi yang handal dan bersih dari emisi dapat segera terwujud.
"Jadi tadi kita uraikan dari sisi harga juga sudah turun, karena juga harga baterainya juga sudah turun, sehingga per kilo watt jamnya juga lagi murah dan handal itu yang penting ya, karena tadi sistemnya hybrid memang masih ada unsur dieselnya, ini yang akan terus menerus kita koreksi. Jadi hybrid di Nusa Penida itu merupakan praktek yang baik bagaimana dikombinasi sehingga ujungnya adalah nanti energi yang handal tetapi yang bersih dari emisi itulah tujuannya," katanya.
Hal itu diungkapkan usai melakukan pertemuan dengan jajaran PT. PLN (Persero) yang juga dihadiri oleh BRIN, BIG, BAPETEN dan DEN juga Kementerian ESDM RI di Bali, Senin (9/9/2024).
Selain itu, Sugeng juga mengapresiasi PT. PLN yang kini tidak lagi memiliki over supply untuk Jawa-Bali, dimana sebelumnya selama 3-4 tahun di Pulau Jawa dan Bali masih over supply, namun berdasarkan hasil laporan yang mengemuka dari pihak PLN, bahwa saat ini tidak ada lagi over supply.
"Sudah tidak ada over supply artinya apa sekarang kita sudah harus mulai merancang untuk segera membangun pembangkit-pembangkit baru, tetapikan memang sudah ada ketentuan pembangkit-pembangkit baru itu tidak lagi mengandalkan pembangkit-pembangkit dengan bahan bakar fosil, kita akan masuk ke energi baru energi terbarukan, inilah yang jadi diskusi lengkap hari ini," ungkapnya.
Sugeng melanjutkan, bahwa dengan semangat yang ada saat ini, maka semua pihak fokus membicarakan soal Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dimana target yang dirancang saat ini sangat besar sekitar 6000KWH, 4 kali lipat lebih besar per kapita dari konsumsi listrik kita per hari ini yang masih di kisaran 1500KWH.
"Itu apa artinya ketersediaan listriknya akan lumayan luar biasa besar ke depan, di sisi lain kita akan menandatangani Paris Agreement dimana di tahun 2050 dunia sudah mengamanatkan agar ada net zero emission, antara karbon yang meluncur yang diserap itu adalah dalam titik nol, Indonesia memang tahun 2060 atau lebih cepat, 2 fenomena ini tadi tentang demand yang akan tinggi, di sisi lain harus net zero emision inilah tantangan kita bersama, sehingga tadi kita bahas apa saja yang akan kita bisa memenuhi tantangan atau tuntutan kenaikan energi tadi di sisi lain adalah net zero emision tadi," tandasnya.
Selain itu, Sugeng juga mengatakan bahwa probabilitas nuklir tidak lagi menjadi pilihan terakhir dalam RUPTL, namun nuklir merupakan bagian integral dari rencana penyediaan energi listrik dalam RUPTL.
Seperti kita ketahui bersama bahwa Pemerintah Indonesia, telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon, guna menjaga kenaikan suhu global dengan menaikkan target Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) menjadi 32% atau setara dengan 912 juta ton CO2 pada tahun 2030 dan mencapai net zero emission pada tahun 2060 atau lebih awal.
Dengan target tersebut, melalui pembangunan PLTS salah satunya adalah PLTS Hybrid Nusa Penida berkapasitas 1,84 MWh menggunakan Battery Energy Storage System (BESS), terobosan ini mampu menghadirkan energi bersih dengan pengurangan penggunaan energi fosil. Kehadiran PLTS Nusa Penida mampu menurunkan emisi sebesar 4,19 ribu ton CO2e per tahun.
Selain itu, Komisi VII DPR RI yang juga membidangi energi, riset dan inovasi menekankan adanya komitmen pengembangan EBT dari segala aspek, termasuk bidang riset dan inovasi terutama dalam menurunkan emisi yang saat ini dilakukan oleh BRIN.
Komisi VII DPR RI juga meminta Dewan Energi Nasional (DEN) dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya secara maksimal terkait dengan pemanfaatan PLTS di Indonesia, serta pemaksimalan peran BIG dan BAPETEN dalam mendukung dan memaksimalkan kebijakan transisi energi dan pengurangan emisi di Indonesia.