Banyak yang mengganggap pramuka sebagai lembaga pengkaderan agar anak jadi mandiri dan kreatif.
Dari sudut pandang daerah, Pramuka masih mempunyai peran yang signifikan di masyarakat. Begitu kesimpulan Theresia E.E Pardede usai uji publik RUU tentang Kepramukaan di Kalimantan Timur. "Pramuka masih dibutuhkan. Di uji publik, kami bertemu dengan para stakeholder, yang menjabarkan bahwa pramuka masih punya pengaruh signifikan untuk anak-anak dari level SD hingga pemuda di daerah," kata wanita yang kerap dipanggil Tere ini.
Efek positif tersebut merupakan hasil dari yang didapatkan para anggota pramuka di daerah. "Pramuka masih dianggap sebagai lembaga pengkaderan untuk menjadikan anak mandiri, kreatif, dan lain-lain. Justru kebanyakan pemimpin organisasi berasal dari Pramuka," ujar Tere.
Hal ini berbeda dengan situasi pramuka di Jakarta. "Di Jakarta, banyak anggapan untuk apa kita repot-repot urus Pramuka. Kebanyakan anak muda di Jakarta juga menganggap 'jadul' kegiatan pramuka," ujar Tere yang terpilih dari dapil Jawa Barat II ini.
Dalam uji publik di Kalimantan Timur itu, tanggapan terhadap RUU tidak jauh berbeda dengan tanggapan-tanggapan lainnya. "Mulai ada debat ke hal-hal spesifik dengan judul. Kepramukaan atau gerakan pramuka," terang Tere.
Di sisi lain, Komisi X sudah menyepakati bahwa isi UU ini lebih kepada upaya revitalisasi. "Komisi X sudah 1 standing point, bahwa ini untuk revitalisasi, pramuka sebagai gerakan. Lebih ke 'roh' pramuka yang harus dihidupkan lagi," tutur Tere.
Bagi Tere, hal yang juga penting adalah efek dari pramuka itu sendiri. "Yang penting pramuka harus kasih sumbangan semangat ke perbaikan karakter bangsa. Sehingga anak pramuka bisa menjadi lebih patriotik, bisa menjadi pemimpin, kreatif, dan lain-lain. Jadi UU ini betul-betul lebih mengarah kepada revitalisasinya," pungkas dia.