ANGGOTA Komisi IV DPR-RI Julie Sutrisno Laiskodat mendorong pengembangan agrowisata berbasis kopi di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satu langkah konkret yang dilakukan politisi Partai NasDem itu adalah dengan mendukung pengembangan kawasan agrowisata kopi milik Keuskupan Ruteng di Mano, Kecamatan Lamba Leda Selatan.
Istri Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat itu menyebut kawasan tersebut akan menjadi laboratorium kopi untuk mendukung Manggarai Timur sebagai penghasil kopi terbaik.
Ia juga menyebut pengembangan kawasan tersebut menjadi agrowisata kopi sejalan dengan program Pemprov NTT yang mendorong pembangunan di sektor pariwisata.
Julie telah meresmikan kawasan dengan areal inti plasma seluas 10 hektare itu pada November tahun lalu. Namun, setelah setahun berjalan, hanya 40% tanaman kopi yang bisa bertumbuh maksimal karena kekurangan air. Kini, untuk menjamin kecukupan air, Julie telah menyediakan sumur bor sedalam 105 meter dengan volume 100 kubik air perhari.
"Kami menyediakan sumur bor ini, selain untuk mengairi kawasan agrowisata kopi, juga akan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga sekitar," ujar Julie, Senin (12/12) malam.
Untuk menghadirkan sumur bor itu, Julie didukung PT TEP Indonesia. Sebelumnya, perusahan asal Thailand yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak bumi ini sudah membangun sumur bor di Kabupaten Ngada. Mereka mengaku senang karena sudah turut berkontribusi dalam pengembangan kawasan agrowisata kopi di Manggarai Timur.
“Adanya sumur air bersih ini diharapkan perkebunan kopi di Mano akan terus berkembang. Semoga dapat memberi dampak pada peningkatan pariwisata dan pergerakan ekonomi yang ada di Mano,” ujar General Manager PTTEP Indonesia, Grinchai Hattagam.
Pengelola kawasan agrowisata kopi, Romo Robert Pelita berterima kasih atas dukungan tersebut. Ia yakin tidak ada kendala berarti dalam pembudidayaan kopi selanjutnya karena tantangan kesulitan air pada musim kemarau sudah bisa diatasi.
Romo Robert bahkan ingin mengembangkan tanaman lainnya di lahan tersebut, agar pengunjung wisata dapat berkunjung setiap saat tidak hanya saat panen kopi.
“Saya sangat gembira prospek lahan Keuskupan sangat terbuka lebar, dengan adanya air jadi ada sumber kehidupan. Kami punya harapan besar untuk perkembangan tanaman kopi dan tidak menutup kemungkinan ada tanaman lain seperti cengkeh dan lainnya," ujarnya.
Bupati Manggarai Timur Agas Andreas berharap fasilitas air bersih yang tersedia bisa awet sehingga memberi manfaat, selain untuk mendukung agrowisata kopi juga kebutuhan masyarakat sekitarnya.
"Jangan (sampai) sumurnya ada, (tetapi) airnya tidak ada. Atau jangan (sampai) pipanya ada, (tetapi) isinya tidak ada," canda Agas.
Ia juga mengharapkan Julie Laiskodat bersama PTTEP Indonesia selalu membantu Pemkab Manggarai Timur dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Pihaknya terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan warga akan air bersih. Namun, hingga saat ini, total masyarakat Manggarai Timur yang mengakses air bersih baru mencapai 43%.
Sumur bor tersebut mulai digunakan setelah melalui ritual adat Manggarai yang dilanjutkan dengan ibadat pemberkatan oleh Romo Robert Pelita pada Senin (12/12) pagi hingga sore dan dilanjutkan dengan peresmian pada Senin malam.