Bupati Kutim Isran Noor menyatakan seluruh lokalisasi yang ada di daerahnya harus tutup permanen sebelum puasa. Termasuk tempat hiburan, harus tutup selambat-lambatnya lima hari sebelum dimulainya puasa. Pernyataan Isran Noor disampaikan melalui Asisten Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Mugeni, kemarin.
“Bagi yang tidak mengindahkan peringatan ini akan ditindak petugas dalam razia gabungan sebelum puasa,” jelas Mugeni.
Apabila ada tempat hiburan yang kedapatan beroperasi, sanksinya adalah pencabutan izin usaha.
“Pemerintah tidak main-main karena kita ingin membersihkan tempat maksiat selama bulan suci Ramadan nanti,” tambah Mugeni.
Dijelaskan Mugeni, dalam waktu dekat akan terbit Peraturan Bupati (Perbup) tentang penutupan lokalisasi dan tempat hiburan malam. Saat ini, Perbup tersebut sedang digodok.
“Pak Bupati tidak mau mendengar adanya tempat maksiat dibuka selama bulan suci Ramadan. Oleh sebab itu sebentar lagi operasi penutupan dilakukan,” katanya.
Sementara itu, saat ditanya lokalisasi mana saja yang akan ditutup, Mugeni yang mantan Camat Kongbeng ini menegaskan seperti Lokalisasi Kampung Kajang Sangatta Selatan, Lokalisasi Tenda Biru Teluk Pandan, Lokalisasi Sigadur Bengalon, dan di Muara Wahau, Sangkulirang.
Menanggapi rencana penutupan lokalisasi ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kutim, Sobirin Bagus mengatakan bahwa institusinya mendukung hal tersebut. Tapi ia tetap mengingatkan bahwa harus ada solusi sebelum lokalisasi ditutup permanen.
Menurut Sobirin yang juga anggota DPRD Kutim dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, sebelum menutup kegiatan lokalisasi harus ada solusi dari Pemkab dan pemberian keterampilan kepada penghuninya. Sehingga saat ditutup, sudah ada kemampuan untuk berusaha.
"Prinsipnya MUI dukung penutupan itu, tapi juga harus ada solusi bagi mereka agar tidak berkeliaran di tempat umum," katanya.
