Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

Senayan Menjadi Tujuan

Lima tahun menjabat Bupati Kebumen, mau-tak-mau menempatkannya pada posisi harus berinteraksi dengan orang-orang politik. Bukan saja politisi kebumen, tetapi juga politisi provinsi Jawa Tengah, bahkan politisi tingkat nasional.

Hampir semua anggota DPR RI yang duduk mewakili Dapil VII Jawa Tengah (Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara), pernah berinteraksi dengan Buyar Winarso. Anggota DPR RI yang dimaksud antara lain Bambang Soesatyo (Golkar), Taufiq Kurniawan (PAN), Romahurmuziy (PPP), KRT H. Darori Wonodipuro (Gerindra), dan sejumlah nama prominen lain.

Interaksi yang terjalin pun menjadi intens, karena Buyar Winarso memang gemar bersilaturahmi. “Jadi kalau ada kesempatan ke Jakarta, saya usahakan menemui mereka. Ada yang bisa, ada yang tidak bisa karena kesibukan beliau-beliau. Setidaknya saya mencoba merawat silaturahmi,” ujarnya.

Lima tahun pula, dalam kedudukan sebagai Bupati, ia berinteraksi dengan pejabat sesama bupati, walikota, dari seluruh Indonesia. Ia pun berinteraksi dengan Gubernur Jawa Tengah, berinteraksi dengan para pejabat Kementerian Dalam Negeri, berinteraksi dengan para pejabat Kementerian Keuangan, berinteraksi dengan banyak menteri…..

Selama itu pula, banyak pihak mendekati dan menawarinya “kartu anggota” partai politik. Hingga tahun ketiga kepemimpinannya sebagai Bupati Kebumen, Buyar Winarso menolak. “Hampir semua partai papan atas hingga papan tengah pernah mengajak bergabung, tapi saya fokus pada jabatan bupati, belum ada dorongan hati untuk masuk ke salah satu partai politik,” ujarnya.

Hingga memasuki tahun keempat, Buyar Winarso mulai berpikir untuk bergabung ke salah satu partai politik. Bukan untuk tujuan melanggengkan kekuasaan, tetapi untuk melanggengkan silaturahmi.

Begitulah Buyar Winarso. Lahir dan besar di lingkungan NU. Bersekolah (SMA) di Muhammadiyah. Bekerja dan merangkak dari bawah, mengakibatkan dia dekat dengan ‘wong cilik”. Tidak heran jika hampir semua partai besar dan partai menengah, menawarinya “kartu anggota”.

Sesaat sebelum mengakhiri tugas sebagai Bupati Kebumen, akhirnya Buyar Winarso memantapkan hati untuk bergabung bersama Partai Amanat Nasional. “Di bawah ideologi Pancasila, prinsipnya semua partai politik memiliki tujuan positif untuk memajukan bangsa dan negara. Dari semua partai politik, hati saya sreg di PAN,” ujarnya.

Di tengah fenomena banyaknya kader parpol “kutu loncat”, Buyar Winarso mengatakan itu terjadi karena kader tersebut tidak memiliki ideologi dan tidak mempelajari terlebih dahulu platform partainya. “Sebelum memutuskan bergabung ke PAN, pertama-tama saya mempelajari dengan seksama platform partai,” ujarnya.

Berikut, platform PAN yang kemudian memantapkan hati Buyar Winarso untuk bergabung. Ia perhatikan betul butir-butir yang yang ada dalam “Prinsip Dasar” PAN.  Berikut kutipannya:

PRINSIP DASAR PAN

Partai Amanat Nasional adalah partai politik yang memperjuangkan kedaulatan rakyat, demokrasi, kemajuan dan keadilan sosial. Cita-cita partai ini berakar pada moral agama, kemanusiaan dan kemajemukan.

Partai Amanat Nasional mencita-citakan suatu masyarakat Indonesia yang demokratis, berkeadilan sosial, otonom dan mandiri. Partai ini menginginkan tatanan yang memungkinkan setiap manusia dapat mengembangkan kepribadiannya dalam kebebasan. Setiap manusia dapat berperan serta dalam kehidupan politik, ekonomi, budaya, dan berperan serta dalam usaha-usaha mengembangkan kemanusiaan.

Partai Amanat Nasional merupakan partai yang menghormati dan mendorong kemajemukan. Partai ini merupakan kumpulan manusia Indonesia yang berasal dari berbagai keyakinan, pemikiran, latar belakang etnis, suku, agama dan jender. Partai ini menganut prinsip non-sektarian dan non-diskriminatif. Kesepakatan kami adalah berdasarkan prinsip dasar bersama dan cita-cita politik yang sama.

Partai Amanat Nasional menentang segala bentuk kediktatoran, totaliterisme dan otoriterisme, karena berlawanan dengan harkat dan martabat manusia, memasung kebebasan dan menghancurkan hukum. Partai ini menjunjung tinggi demokrasi, untuk mewujudkan tatanan sosial dan politik yang memungkinkan masyarakat madani mengawasi kekuasaan.

Partai Amanat Nasional akan bersaing dengan parta-partai lain secara terbuka, adil dan jujur untuk meraih dukungan rakyat. Selama tidak berada dalam posisi pemerintah, partai ini akan berfungsi sebagai oposisi. Partai ini berpendirian, pemerintah dan oposisi memilik tanggung jawab yang setara terhadap masyarakat.

***

Bukan cuma platform tersebut di atas yang membuat Buyar Winarso merasa “klik”. Sebagai parpol, PAN dinilai cukup stabil dan kondusif di tengah gejolak eksternal maupun internal.

Menuju Senayan

Buyar Winarso sendiri didaulat menjadi Wakil Bendahara di DPP PAN periode 2015 – 2020. Ia pun menerima amanah itu. Bukan saja karena hatinya sudah “klik” dengan PAN, alasan lain karena tahun 2015 adalah tahun ia mengakhiri jabatannya sebagai Bupati Kebumen. Tidak ada beban baginya.

Tibalah pada masa-masa menjelang Pemilu Serentak 2019. Partai bukan saja sibuk menggodok soal capres dan cawapres, tetapi juga serius menyusun daftar calon legislatif (caleg). Dalam kesempatan itulah, Buyar Winarso diminta langsung oleh Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan untuk maju sebagai calon anggota DPR RI dari Dapil Jakarta-1 (Jakarta Timur).

“Awalnya saya menolak, karena saya pikir masih banyak kader PAN lain yang layak diberi kesempatan. Tapi ketika permintaan itu berulang-ulang sampai tiga kali, saya minta waktu sesaat untuk berpikir dan menimbang,” ujarnya.

Buyar Winarso pun segera menimbang dan berpikir keras untuk memberi jawaban final sedia-tidaknya memenuhi permintaan Zulkifli Hasan (baca: PAN) menjadi caleg DPR RI Dapil Jakarta-1, Jakarta Timur.

Ia kembali mengajak diskusi teman-teman dekat. Dari hasil diskusi itulah, berkembang perspektif yang berujung pada layak-tidaknya maju sebagai Caleg PAN dari Dapil Jakarta-1, Jakarta Timur.

Ada faktor penguat, ada faktor yang lemah. Semua didiskusikan secara terbuka. Dari sekian banyak variabel faktor, didapat satu kesimpulan bahwa Buyar Winarso memiliki peluang mewakili Jakarta Timur di DPR RI melalui partai PAN pada Pemilu 2019.

Selain berdomisili di Jakarta Timur, Buyar Winarso juga dikenal sebagai pemilik Global Islamic School (GIS) Condet, sebuah lembaga pendidikan dari tingkat TK sampai SMU yang dikenal berprestasi.

Nama Buyar Winarso pun lekat dengan Perguruan Global Islamic School (GIS). Sekolah yang didirikannya tahun 2002 itu, setidaknya memiliki jaringan alumni dan orang tua alumni yang banyak.

Perjalanan bisnis PJTKI, jasa tour & travel, haji & umrah dengan sendirinya memperlebar jaringan silaturahmi dengan lebih banyak orang. Lebih dari itu, prestasi yang ia torehkan selama menjabat Bupati Kebumen (2010 – 2015), dicatat masyarakat Kebumen dengan sangat lekat. Tidak sedikit warga Kebumen yang bermukim di Jakarta, khususnya Jakarta Timur.

“Setelah saya diskusikan dengan teman-teman, saya lakukan kalkulasi, dan saya hitung peluang, akhirnya saya menyanggupi permintaan pak Zul maju dalam Pileg 2019,” ujar Caleg PAN, Dapil Jakarta-1, Jakarta Timur, nomor urut “3” itu.

Ia lebih termotivasi ketika berbicara dengan tokoh-tokoh PAN, seperti Prof Didik J. Rachbini, Dradjat Wibowo, bahkan Amien Rais, dan Ketum Zulkifli Hasan. “Intinya saya sepakat, DPR harus diisi anggota yang berkualitas dan kredibel. Bahasa Prof Didik Rachbini, harus diisi orang-orang cerdas, orang pintar, yang memiliki track record sukses di bidangnya,” ujar Buyar Winarso seraya menambahkan, “dan bersih.”

Dengan mengucap “Bismillah”, Buyar Winarso melangkah meraih satu kursi perwakilan rakyat di Senayan, untuk periode 2019 – 2024.

Diposting 25-03-2019.

Mereka dalam berita ini...

M. Romahurmuziy

Anggota DPR-RI 2014
Jawa Tengah VII

Darori Wonodipuro

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Tengah 7

Zulkifli Hasan

Anggota DPR-RI 2019-2024
Lampung 1

Buyar Winarso

Caleg DPR-RI 2019-2024
DKI Jakarta 1

Bambang Soesatyo

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Tengah 7