Kabar duka kembali menyelimuti kancah perpolitikan Bali.
Terbaru, Politikus PDIP yang dikenal sebagai Anggota Komisi I DPRD Bali, Anak Agung Kompyang Raka meninggal dunia, Selasa (7/8/2018) malam.
Kabar meninggalnya politikus senior PDIP Bali ini mengagetkan banyak pihak.
Pasalnya, selama hidup politikus yang dikenal politikus yang murah senyum ini selalu terlihat sehat dan bugar.
Kompatriotnya di DPRD Bali, yakni Anggota Komisi II DPRD kota Bali, Dewa Made Mahayadnya mengaku kaget dengan kepergian 'Gung Aji Kompyang' sapaan akrab almarhum semasa hidup.
"Iya mendadak, jam 23.00 WITA kemarin," katanya di Denpasar, Rabu (8/7/2018).
Menurut politikus yang juga Sekretaris BSPN PDIP Bali ini mengatakan Gung Kompyang menurutnya sempat terkena stroke pada minggu lalu.
Saat itu, awalnya Gung Aji Kompyang berencana akan melakukan kunjungan kerja dewan ke luar daerah.
Namun sayangnya, saat dioperasi pembuluh darah di otak Gung Kompyang pecah.
Hal ini lah yang membuat dirinya tidak sadarkan diri selama seminggu sebelum akhirnya berpulang.
"Kena stroke awalnya terus di operasi pembuluh darah di otak pecah sehingga tdk sadarkan diri atau koma. Kondisi nafas sudah tidak ada. Batang otak sudah tidak ada fungsi tetapi jantung masih bekerja normal," ucapnya.
Dirinya juga mengatakan pihaknya kehilangan sosok panutan di Fraksi PDIP Bali.
Pasalnya, Gung Kompyang terkenal sebagai salah satu senior di partai yang memiliki dedikasi dan loyalitas kepada partai.
"Jelas kami kehilangan, beliau sosok panutan, memiliki dedikasi dan loyalitas ke partai," kata calon anggota DPRD Bali Dapil Buleleng ini.
Gung Kompyang sendiri dikenal sebagai salah satu politikus senior di PDIP.
Ia mengawali karir di dewan dengan duduk selama tiga periode, 1999-2014 di kursi DPRD Kota Denpasar.
Pada Pemilu 2014, dirinya memutuskan untuk maju ke kursi DPRD Provinsi Bali dan lolos dengan mendapat suara 19.782 suara.
Ia sendiri juga di Pemilu 2019 dicalonkan kembali oleh partainya ke kursi DPRD Bali Dapil Denpasar.
Bahkan, politisi yang dikenal murah senyum ini juga dipercaya sebagai Bendesa Adat Desa Intaran, Sanur dan dikenal sebagai salah satu tokoh gerakan Bali Tolak Reklamasi (BTR).
