Wakil Ketua DPR Fadli Zon berharap muslim di seluruh dunia bersatu. Hal itu diyakini Fadli bisa menjadi cara ampuh untuk meredakan konflik di negara-negara Islam.
Hal tersebut disampaikan Fadli Zon saat menghadiri Konferensi ke-13 Uni Parlemen Negara-negara Anggota OKI (PIUC) di Teheran, Iran, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (15/1/2018).
"Mewakili Indonesia, saya menyampaikan harapan agar PUIC menjadi organisasi yang kuat dan berpengaruh melalui dukungan Iran. Saya setuju, kapasitas negara-negara Muslim sebenarnya sangat besar, terutama dari sisi sumber daya manusia dan energi. Negara-negara Muslim harus bisa menggunakan kapasitasnya tersebut untuk mendukung kepentingan mereka sendiri," tutur Fadli.
"Itu sebabnya kekuatan dunia Islam harus bersatu. Dan PUIC harus memfasilitasi penyatuan kekuatan tersebut. Parlemen negara-negara Muslim, misalnya, harus bersatu untuk meredakan konflik di dunia Islam dan agar negara-negara Islam tak mudah diadu domba oleh Barat untuk kepentingan dagang mereka," jelasnya.
Fadli menuturkan, Indonesia dan Iran berharap agar PIUC mengambil posisi tegas untuk membela hal-hak kaum Muslim.
"Terkait dengan isu Palestina, misalnya, Indonesia berharap agar negara-negara OKI bisa kompak dan satu suara dalam membela Palestina. Parlemen Indonesia konsisten menyuarakan imbauan agar negara-negara OKI memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Jika OKI kompak, itu pasti akan memberikan tekanan yang berarti untuk Israel," jelas Fadli.
Selain Fadli, ada pula anggota DPR lain yang hadir di konferensi ini, antara lain Nurhayati Ali Assegaf (Fraksi Demokrat), Dwie Aroem Hadiatie (Fraksi Golkar), dan Siti Hediati Soeharto (Fraksi Golkar).
Fadli menambahkan, Indonesia juga berharap Iran terlibat dalam penyelesaian isu Rohingya. Ia juga meminta PIUC membentuk komite khusus untuk kasus Rohingya.
"Komite ini harus datang ke Myanmar dan ikut menekan Myanmar agar menghentikan aksi kekerasan terhadap etnis Muslim Rohingya. Selain itu, negara-negara OKI juga harus peduli dan membantu Banglades yang sejauh ini menjadi negara yang paling banyak dibanjiri oleh pengungsi Rohingya," tuturnya.