RMOL. Anggota Komisi VI DPR Nasim Khan mengaku kecewa dengan performa Bulog. Dia melihat, Bulog telah lalai dalam mengawal program prioritas Pemerintah. Indikatornya, beras sejahtera (rastra) yang dibagikan ke masyarakat miskin banyak yang berkutu. Serapan gabah untuk mengamankan stok beras nasional juga jauh dari harapan.
"Kami akan memanggil Direksi Bulog dan jajarannya untuk menjelaskan kenapa kinerjanya seperti ini. Padahal, Bulog ini kan termasuk BUMN yang mendapat PMN (Penyertaan Modal Negara) di 2015. Jadi, banyak yang akan kami crosscheck kepada Bulog, yang kita harapkan lebih baik ternyata banyak bermasalah," kata Nasim saat dihubungi (Minggu, 24/9).
Yang lebih ironi, kata politisi PKB ini, Bulog banyak berurusan dengan Kepolisian. Bulog juga diprotes banyak petani karena kasus gula.
"Jadi, banyak masalah. Mulai masalah gula petani yang belum dibayar Bulog, kasus beras berkutu, dan lainnya. Makanya, kami bingung juga melihat kinerja Bulog," cetusnya.
Akhir-akhir ini, kinerja Bulog sedikit menurun. Serapan gabah oleh Bulog pada periode Januari-Agustus baru mencapai 1,76 juta ton atau turun 21,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 2,25 juta ton. Bulog sendiri menargetkan stok beras nasional tahun ini mencapai 3,7 juta ton. Melihat capaian tadi, Nasim pesimistis target itu tercapai.
Untuk kasus beras berkutu, Bulog sampai berutusan dengan Kepolisian. Contohnya, kasus rastra di Sumatera Selatan (Sumsel). Pada Juli 2017, Satgas Pangan Polda Sumsel mengamankan 39 ton rastra milik Bulog yang tidak layak konsumsi. Satgas Pangan Kabupaten Kotabaru pada juga menemukan sekitar 40 ton beras yang diduga dioplos dengan beras merek lain untuk diedaerkan ke konsumen.
Yang tidak kalah menggegerkan, lanjutnya, adalah kasus dugaan hilangnya 600 ton beras milik Bulog yang berada di Gudang Randugarut, Semarang, pada Agustus lalu. Dugaan kerugian mencapai Rp 4,4 miliar. Kasus ini tengah didalami Kejati Jawa Tengah.
Kata Nasim, kasus rastra Bulog sudah sering dikeluhkan di berbagai daerah. Saat pihaknya sidak di gudang beras Bulog Situbondo belum lama ini, banyak beras berkutu. Dia menduga, banyaknya kutu ini karena proses pembasmian terlambat. "Padahal, kalau dibiarkan, kutu itu akan merusak beras dan membuat hancur."
Dia mengaku heran kondisi ini masih terjadi. Padahal, sekarang ini Bulog mendapat bantuan dari pihak lain. Mulai dari Polri, TNI, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, sampai Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Dengan bantuan ini, seharusnya performa Bulog bisa terangkat.
"Makanya, nanti akan kami tanyakan langsung ke Bulog, supaya ke depan lebih bagus. Sebab, program rastra saja ini sudah kacau," tandasnya.