Produksi Tak Seimbang, Harga Daging Melambung

sumber berita , 14-08-2015

Anggota DPR RI Komisi IV Rofi Munawar menilai, kelangkaan daging sapi yang terjadi di Jakarta dan Jawa Barat karena adanya ketidakseimbangan antara produksi dan permintaan konsumen.

Situasi ini akan terus menjadi jeratan alamiah tahunan, sepanjang produksi daging sapi lokal tidak maksimal maka importasi menjadi satu-satunya jawaban untuk mestabilitkan tata niaga daging sapi nasional.

Menurut Rofi, ketidakseimbangan antara produksi dan permintaan berdampak terhadap kenaikan harga daging sapi di pasaran. Pada umumnya kenaikan tersebut sulit untuk turun kembali kecuali adanya intervensi kebijakan seperti impor dan pelepasan stok.

“Oleh karena itu, kelangkaan dan mahalnya daging sapi akan terus berlangsung, selama perubahan harga yang cepat tidak diimbangi dengan perubahan pada sisi produksi,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 12 Agustus 2015.

Rofi menambahkan, secara umum berdasarkan observasi terjadi kelangkaan populasi ternak sapi lokal yang sangat mengkhawatirkan. Situasi ini dipertegas pada daerah sentra konsumsi, peran sapi dan daging impor untuk memenuhi permintaan konsumen semakin meningkat. Tak heran, akibat rendahnya kuota impor berpengaruh langsung terhadap kelangkaan dan mahalnya daging sapi di Jakarta dan Jawa Barat, karena di daerah ini lebih banyak di dominasi oleh daging impor.

“Sebaiknya pemerintah mendorong secara serius perbaikan infrastruktur logistik dan manajemen stok nasional terkait daging sapi, agar proses distribusi dari berbagai sentra produksi nasional bisa berjalan efisien ke pusat-pusat konsumsi nasional,” ujarnya menambahkan.

Saat ini, industri daging sapi di Indonesia mengalami masalah yang sangat kritis. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya harga daging sapi dan permintaan daging sapi. ironisnya, di sisi lain menurunnya persediaan daging sapi, serta meningkatnya persaingan karena adanya kompetisi dari daging impor. Ketika stok persediaan berkurang atau tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat harga daging sapi ini semakin meningkat. Selain itu, kebijakan untuk melakukan impor daging sapi tidak menguntungkan peternak sapi lokal.

“Tekanan untuk melakukan impor memang pada akhirnya menjadi satu-satunya jalan bagi pemerintah untuk menstabilkan harga daging sapi di pasaran. Namun di sisi lain sesungguhnya semakin menunjukan ketidakberdayaan pemerintah dalam mengatur tata niaga daging sapi nasional.”

Sebelumnya, para pedagang daging sapi menggelaar mogok jualan dari Minggu- Rabu. Mereka frustasi dengan merosotnya penjualan daging akibat meroketnya harga daging sapi usai Lebaran.

Saat ini, harga daging sapi masih di kisaran Rp120.000/kg, atau naik sejak sebelum lebaran lalu yang masih dibanderol seharga Rp110.000/kg. Sementara, harga karkas (daging dan tulang) yang dijual di rumah jagal sudah mencapai Rp94.000/kg. Padahal sebelum Lebaran karkas masih dipatok seharga Rp86.000/kg, dan saat normal sebesar Rp80.000/kg.

Diposting 14-08-2015.

Dia dalam berita ini...

Rofi' Munawar

Anggota DPR-RI 2014
Jawa Timur VII