Pasca kecelakaan pesawat angkut TNI AU merek Hercules beberapa waktu lalu, Pemerintah RI menyiratkan akan segera memensiunkan pesawat yang sudah tidak laik pakai. Konsekuensinya, akan ada pengadaan baru pesawat angkut, dimana sejauh ini merek yang beredar adalah buatan luar negeri.
Anggota Komisi I DPR RI asal Fraksi PDI Perjuangan, Tubagus Hasanuddin, mengatakan pihaknya mendukung penuh rencana Pemerintah itu. Soal merek apa yang akan diadakan, sepenuhnya diserahkan kepada Pemerintah.
"Silahkan mana yang terbaiik dan memenuhi persyaratan untuk TNI. Merek apa saja, DPR tak akan ikut campur urusan pengadaan," kata Hasanuddin, Rabu (8/7).
Hanya saja, diharapkannya Pemerintah bisa sedikit lebih konsisten untuk memenuhi kebutuhan dengan produk dalam negeri.
Sebagai contoh, untuk pesawat angkut, sebenarnya PT Dirgantara Indonesia (DI) sudah bisa memproduksi pesawat sekelas Hercules.
"Untuk angkut berat seperti Hercules, PT.DI sudah bisa memproduksi. Namanya A400M yang diproduksi bekerja sama dengan Spanyol," kata Hasanuddin.
Namun, apakah pesawat buatan DI itu bisa sesuai dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan TNI, mantan Sekretaris Militer Kepresidenan RI itu menyerahkan kepada TNI sendiri.
Bagi Hasanuddin, penggunaan produk dalam negeri akan berdampak baik. Karena selain industrinya berkembang, juga akan berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi dan sektor ketenagakerjaan.
Sebelumnya Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom) Kementerian Pertahanan (Kemhan), Brigjen Jundan Eko Bintoro, memastikan pihaknya telah menyepakati pembelian pesawat angkut. Pilihannya adalah diantara A-400 atau C17 untuk menggantikan Hercules.
Bagi Kemhan, kedua merek pesawat itu sudah sesuai spektek dan rencana strategis (Renstra) TNI. Pengadaan pesawat tersebut baru bisa dilakukan pada 2016 hingga 2018 mendatang.