Pornografi yang merambah usia dini kian mengkhawatirkan. Anggota Komisi X Raihan Iskandar mengakui, meski upaya untuk memblokir situs porno sudah dilakukan, namun tidak tertutup kemungkinan generasi muda bangsa ini tetap bisa mengaksesnya.
Bagi Raihan, ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia dalam membangun karakter bangsa. "Cina yang rakyatnya banyak saja membuktikan keseriusannya untuk membangun karakter bangsa dengan mempekerjakan netter untuk memblokir situs porno. Ini tantangan kita untuk membangun karakter bangsa, harus didukung serius. Jangan sampai nilai porno tumbuh lagi," kata Raihan yang dihubungi Jurnalparlemen.com, Minggu (6/2).
Untuk menanggulangi penyalahgunaan, Raihan memandang perlu adanya pendidikan seks bagi generasi muda. Namun tetap perlu diperhatikan dalam penyampaiannya. "Jangan sampai sex education malah salah jadi penyebaran seks itu sendiri atau amoral," ujar anggota dewan dari fraksi PKS ini.
Raihan menuturkan, dalam agama juga diajarkan tentang sex education. Seperti thaharah, haid, kehamilan, juga berbagai hukum dan penjelasannya. Ini merupakan bagian dari sex education yang diajarkan agama.
Segala yang terkait seks diakui Raihan merupakan bagian dari fitrah manusia, sehingga akan terbangun dengan sendirinya. "Oleh karena itu jangan sampai keluar rambu-rambu hingga menimbulkan kejahatan. Sex education tergantung bagaimana mengaturnya saja. Sehingga tidak tergelincir yang justru akan merugikan masa depan. Selain itu, perlu diperhatikan dalam mengajarkan bukan dengan memberikan paparan yang justru akhirnya akan menghilangkan rasa malu itu sendiri," urai Raihan.
Sejauh ini, kata Raihan, Indonesia ingin menjadi bangsa yang beradab, memiliki semangat, ada pola yang terbentuk dan tertata. "Saya akui di negara maju saja memang ada pelanggaran yang terkait sek, namun tetap dijaga langkah yang harus diambil terkait pelanggaran itu. Mereka sudah mengantisipasi lost generation," tutup Raihan.