Anggota DPRD Medan bersama Aliansi Ormas Islam Sumut mengunjungi masyarakat yang menjadi korban penggusuran di sekitar pinggiran rel samping Pasar Timah Kecamatan Medan Area yang mengungsi di musholla, Selasa (2/12).
Kehadiran mereka untuk meringankan beban masyarakat dengan memberikan bantuan berupa sembako.
Hadir dalam kunjungan tersebut diantaranya Ketua Fraksi PAN, Ahmad Arif SE, MM DPRD Medan Sekretaris Fraksi PAN, Zulkarnain Yusuf Nasution, Wakil Ketua Fraksi PKS, Asmui Lubis, Ketua II FUI Sumut, Affan Lubis dan Ketua Aliansi Ormas Islam Sumut, Leo Imsar Adnan.
“Kita sangat berterima kasih atas kepedulian yang ditunjukan anggota dewan bersama rombongan yang hadir hari ini. Kita berharap pertolongan karena kami merasa dizolimi. Digusur tanpa prikemanusiaan dan hanya diberi ganti rugi sebesar Rp1,5 juta,” ujar Suri Siregar.
Menuntut Keadilan
Dikatakan Siregar, dirinya bersama warga lainnya hanya menuntut keadilan atas perlakukan yang semena-mena dari pemerintah.
Apalagi menurut Suri penggusuran yang menimpa mereka jauh dari rasa keadilan.
“Lihat saja , tempat kita saja yang digusur. Itu bangunan megah Yanglim Plaza dan beberapa rumah tidak ikut digusur,” tegasnya.
Sementara itu Ahmad Arif usai memberi bantuan meminta agar masyarakat tetap tenang dan selalu berdoa agar mendapat bantuan dari Allah.
Ia bersama anggota dewan lainnya mengaku akan mempertanyakan perihal penggusuran ini kepada pemerintah dan pihak-pihak terkait.
“Pemerintah harusnya memberikan solusi bukan hanya asal gusur saja. Lagi pula kalau mau digusur harus semuanya jangan dipilih-pilih. Apa bedanya bangunan warga yang dirobohkan dengan bangunan Yang Lim Plaza dan rumah itu. Samanya jaraknya dari bibir rel. Lalu kenapa tidak digusur,” tukas Arif.
Politisi dari PAN, Zulkarnain Yusuf juga mengatakan masyarakat harus mendapat keadilan.
Sementara itu politisi dari PKS, Asmui Lubis meminta agar masyarakat membuat laporan resmi kepada Ketua DPRD Medan.
Masyarakat juga diminta mengumpulkan sejumlah bukti-bukti yang mereka miliki di antaranya terkait izin tinggal dari PT KAI, bukti pembayaran PBB yang telah mereka miliki selama bertahun-tahun di lokasi penggusuran.