DPR Desak Karen Jujur Ungkap Alasan Mundur

Mundurnya Direktur Utama PT Pertamina (persero) Karen Agustiawan mengundang pertanyaan banyak pihak. Komisi VI DPR yang menjadi mitra Pertamina pun segera memanggil Karen untuk mengungkapkan alasan di balik keputusan mundur dari BUMN migas itu.

“Kita sepakat segera memanggil Karen dalam waktu dekat ini untuk menjelaskan alasan utama dirinya mundur,” kata anggota Komisi VI DPR Sukur Nababan yang ditemui seusai rapat tertutup di Gedung DPR, kemarin, seperti dilaporkan Metrotvnews.com.

Seperti diberitakan, Karen Agustiawan telah mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan Dirut Pertamina kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Ia beralasan mundur karena mendapat tawaran mengajar di Harvard University dan ingin mengurus keluarga.

Komisi VI DPR menilai keputusan mundur Karen telah berdampak negatif bagi kinerja dan program kerja Pertamina, serta mengganggu hubungan kerja sama antara Komisi VI DPR dan Pertamina.

Senada dengan Komisi VI, Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung juga meminta Karen untuk menjelaskan kepada publik.

“Alasan yang sebenarnya ini yang diharapkan bisa digunakan pemerintahan ba ru nanti untuk mencari solusi atau mengantisipasi agar kejadian pengunduran diri seorang pejabat, termasuk direktur BUMN, tidak lagi terjadi,” ujar Pramono.

Saat ditemui terpisah, Dirut PT Direktur Utama Pelindo II (persero) Ri chard Joost Lino dan Dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia (per sero) Ismed Hasan Putro mengaku menjadi direktur BUMN selalu mendapat intervensi dari berbagai pihak, seperti parlemen, istana, dan kementerian. “Intervensi sudah menjadi makanan sehari-hari bagi CEO BUMN,” ujar Ismed.

Lino melihat dirut BUMN itu hanya punya dua pilihan, berani melawan intervensi atau mengundurkan diri. “Kalau enggak, akan ada kompromi, dan kom promi itu sama dengan utang. Kalau saya, tidak mau punya utang,” tegas Lino.

Menteri BUMN Dahlan Iskan sendiri mengaku telah mengantongi sejumlah nama pengganti Karen.

“Namun, itu semua tergantung dengan Presiden nanti,” katanya tanpa mau menyebut calon pengganti Karen.