Kalangan DPRD Medan menyayangkan jika harga gas elpiji 3kg di pasaran diketahui naik sebesar Rp2ribu memasuki Ramadhan di hari ketiga ini.
Ketua Komisi C DPRD Medan Abdul Rani mengatakan, kenaikan harga gas elpiji 3kg, beberapa hari ini, mengakibatkan tingginya peralihan penggunaan gas elpiji 12kg ke 3 kg. Sehingga, menurut Rani hal ini menjadi penyebab langkanya gas elpiji 3 kg akibat tingginya permintaan.
Selain itu, menurut Rani kelangkaan kali ini terjadi akibat sistem pengiriman yang dilakukan PT Pertamina. Sebab, Rani menyebut PT Pertamina hanya memasok gas elpiji di saat hari kerja. "Jadi ketika tanggal merah, Pertamina tidak mengirim," katanya, hari ini.
Dikatakan, hingga saat ini pihaknya belum menemukan adanya ulah spekulan terkait kelangkaan gas elpiji 3 kg. Kendati begitu, Rani mengatakan DPRD Medan dan pihak terkait akan menelusuri kelangkaan elpiji 3 Kg. "Terlebih jika melihat harga saat ini yang sangat melambung. Kami berharap pihak keamanan segera bertindak," katanya.
Disinggung sikap Himpunan Layanan Konsumen Indonesia akan melaporkan kelangkaan gas elpiji 3 kg ke DPRD Medan, Rani menyambut baik hal itu. Menurutnya, langkah tersebut tepat agar pemerintah segera melakukan langkah konkrit untuk mengatasi kelangkaan tersebut. "Dan kami pun sangat senang jika HLKI ingin bertemu kami. Mari kita duduk bersama untuk mencari solusinya," kata Rani.
Rani berpendapat, Gas elpiji tiga kilogram yang dibutuhkan para ibu rumah tangga menjelang bulan puasa mulai langka ditemukan di wilyah seputaran Belawan dan Kota Medan, Sumatera Utara akibat pasokan yang terus berkurang. "Terjadi kelangkaan gas elpiji tiga kilogram dalam beberapa hari ini," kata salah seorang ibu rumah tangga Imah, di Marelan.
Imah menjelaskan, hampir dua hari ini kesulitan memperoleh gas elpiji kemasan tabung tiga kilogram dengan harga normal. Pangkalan gas, yang biasanya mendistribusikan gas elpiji tiga kilogram kosong dan stok habis, sehingga ada ibu rumah tangga yang terpaksa menggunakan kayu bakar.
Bila pun ada harus membeli kepada pengecer dengan harga Rp 17.000 - Rp 20.000 per tabung yang rata-ratanya naik sebesar Rp2ribu dan ada juga yang naik sebesar Rp3ribu, itupun sulit mendapatkannya, katanya. Secara terpisah salah satu pemilik pangkalan gas di Kecamatan Marelan Supriadi mengatakan penjualan gas di pangkalan miliknya sering kehabisan stok.
Harga gas kemasan tiga kilogram dijual Rp15.000, namun sekarang kehabisan stok, diakibatkan hanya mendapatkan distribusi dua hari sekali dengan jatah 60 tabung, begitu sampai langsung habis. "Pendistribusian dari agen ke pangkalan dibatasi tidak seperti lalu, berapa tabung kita yang kosong langsung diisi, kalau sekarang dijatah," kata Supriadi.
Kalangan masyarakat menilai kelangkaan gas elpiji tiga kilogram ini bukan disebabkan adanya pengoplosan tetapi karena pemakaian bertambah, sedang pasokan dari Pertamina masih mengacu pada data kebutuhan tahun sebelumnya.
Kalangan keluarga mampu maupun pelaku usaha makro yang biasanya memakai tabung gas kemasan 12 kilogram non subsidi beralih ke kemasan tiga kilogram dengan adanya kenaikan harga gas non subsidi. Masyarakat di Medan dan sekitarnya untuk menggunakan bahan bakar gas elpiji semangkin meningkat, kalau dua tahun lalu warga masyarakat takut menggunakan tabungnya, tapi sekarang hampir seluruhnya menggunakan gas elpiji, katanya.
Diharapkan perhatian pihak Pertamina untuk mendata kembali kebutuhan masyarakat akan gas elpiji kemasan tiga kilogram ini, apalagi di bulan Ramadhan dan Idul Fitri mendatang.
Jelang bulan puasa permintaan gas ukuran 3 kilogram mengalami peningkatan di Sumut yang membuat pemilik pangkalan maupun pedagang gas bersubsidi mulai kelimpungan. Soalnya belum ada penambahan kuota gas 3 kilogram dari pertamina. Melonjaknya pemakaian gas tersebut membuat para pangkalan maupun pedagang gas bersubsidi mulai kelimpungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal itu dipicu oleh belum adanya penambahan kuota gas melon dari pertamina.
“Dua hari belakangan ini permintaan gas 3 kg terus bertambah. Ini yang membuat pangkalan bingung dalam memenuhi permintaan kebutuhan masyarakat. Sedangkan, dari agen penambahan jatah gas belum ada,” ujar, Supriadi (36) pengelola pangkalan gas 3 kg di Kecamatan Medan Marelan.
Supriadi, menyebutkan dalam setiap hari biasanya penjualan gas melon yang didistribusikan dari pangkalan ke masyarakat mencapai 200 tabung gas. Sementara, permintaan masyarakat akan gas belkangan ini bertambah menjadi 250 tabung atau naik sekitar 35 persen. Dia khawatir lambatnya penambahan pasokan gas justru akan memicu terjadi kelangkaan di masyarakat.