Kasus tewasnya Noelene Gaye Bischoff (54) dan putrinya, Yvana Jeana Yuri Bischoff (14) asal Australia mencoreng citra Bali sebagai tujuan wisata. Citra itu akan kian terpuruk menyusul opini kematian ibu dan anak akibat keracunan.
Padahal, kesimpulan itu diambil belum didasarkan pada hasil otopsi lantaran pihak keluarga menolak dilakukan di Indonesia.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali yang membidangi pariwisata I Ketut Kariyasa Adnyana menyatakan tak tuntasnya kasus itu menimbulkan opini negatif di kalangan warga Negeri Kanguru tersebut terhadap Bali. "Isu-isu semacam ini jelas sangat merugikan Bali," kata Kariyasa saat ditemui Liputan6.com di ruang kerjanya, Denpasar, Rabu (8/1/2014).
Pariwisata, lanjut dia, sangat rentan terhadap isu-isu seperti kasus kematian 2 turis asal Queensland tersebut. Apalagi jika disebutkan keduanya tewas usai mengonsumsi makanan di Pulau Dewata.
"Karena itu, kalau sampai (kasus) ini tidak jelas dan ketidakbenaran terlanjur menjadi konsumsi publik, Bali akan tercoreng," tegas Kariyasa.
Ia berharap polisi mampu mengungkapkan misteri penyebab kematian kedua turis itu meski pihak keluarga menolak dilakukan otopsi. Karena bisa jadi kasus itu dipolitisir.
"Mungkin kah ada riwayat penyakit dari dokter, lalu selidiki sebelumnya keduanya makan di mana. Bisa jadi kasus ini dipolitisir, sehingga tidak ada kejelasan yang merugikan Bali," duga Kariyasa.
Sebagai kawasan wisata tersohor, Kariyasa menyebut dapat saja kasus itu dijadikan isu dalam rangka persaingan industri pariwisata. "Apalagi persaingan pariwisata ini kan sangat ketat dan sadis sekali," sebut dia.
Ia menilai semestinya tanpa persetujuan pihak keluarga, otopsi dapat dilakukan. Karena hal ini menyangkut kejelasan kematian keduanya.
"Meski pihak keluarga menolak, tapi ini tanggung jawab negara untuk membuktikan. Jadi sulit memberikan penjelasan kepada publik kalau seperti ini," jelas Kariyasa.
Jika diotopsi di negaranya, hal itu bukan lagi kewenangan pihak kepolisian Indonesia. Karena apapun hasil otopsi itu, kepolisian Indonesia tidak mengetahui prosedur yang sebenarnya.
"Bukti belum ditemukan atau tidak ada, penyebabnya tidak diketahui. Bagaimana negara mau menjawab misteri kematian keduanya, apakah tewas karena alergi, keracunan, ataukah memang karena diracun," tuturnya.
Ia berharap dengan minimnya bukti-bukti itu, dapat menjelaskan tentang penyebab kematian keduanya. "Mestinya dengan bukti yang sedikit dapat menjelaskan sedikit tentang penyebab kematian keduanya," harap politisi PDIP tersebut.