Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

Hadapi MEA 2015, Indonesia Butuh Leader Pendorong Kemandirian Bangsa

Untuk menghadapi pasar bebas seperti pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai tahun 2015, bangsa Indonesia mesti memiliki pemimpin yang mampu mendorong kemandirian dan punya militansi tinggi.

“Indonesia akan menjadi bagian dari MEA dan Itu akan mengakibatkan secara ekonomi negara ini akan terbuka bagi pasar semua anggota ASEAN,” kata Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo.

Untuk itu, menurut dia, konsekuensinya tidak mudah bila Indonesia tidak dipimpin oleh orang yang tidak memiliki militansi dalam membangun kemandirian kemampuan perekonomian bangsa.

Bila pemimpin yang terpilih pada Pilpres 2014 tidak cerdas dan taktis dalam menyikapi integrasi ekonomi ASEAN, maka 200 juta lebih penduduk Indonesia hanya akan menjadi konsumen. “Artinya, sangat Jelas bahwa Pemilu 2014 amatlah penting dan strategis bagi masa depan bangsa,” ujarnya.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) juga telah meminta pemerintah agar jeli dan berkonsultasi secara intensif dengan dunia usaha terkait perjanjian pasar bebas yang melibatkan Indonesia.

“Terkait banyaknya tantangan ekonomi dengan adanya Free Trade Agreement (Perjanjian Pasar Bebas), pelaku usaha bersama dengan pemerintah harus jeli melihat hal-hal mana yang harus diproteksi,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Chris Kanter.

Namun, menurut Chris, pemerintah juga jangan sampai membuat Indonesia menutup diri untuk sektor-sektor usaha yang membutuhkan investasi asing. Untuk itu, perjanjian pasar bebas harus pintar dalam memilih antara bidang usaha yang sifatnya komplementer sekaligus menjaga sejumlah sektor yang sifatnya sensitif.

Sebelumnya, Ketua DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Suryani Motik mengingatkan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (pasar bebas ASEAN) 2015 meletakkan perekonomian Indonesia di persimpangan jalan.

“Pemberlakuan MEA 2015 meletakkan perekonomian Indonesia di persimpangan jalan. Di satu sisi memunculkan kekhawatiran pengusaha, di sisi lain menjadi peluang,” kata Suryani dalam acara Seminar Tentang MEA 2015 bertema Strategi Memenangkan Persaingan Pasar Dalam Negeri dan Menembus Pasar ASEAN Dalam Menyongsong era MEA di Jakarta.

Suryani mengatakan kekhawatiran khususnya hadir dari pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bahwa produk asing akan gencar masuk pasar dalam negeri dan berpotensi merebut pasar produk anak bangsa.

Diposting 05-11-2013.

Dia dalam berita ini...

DPR-RI 2009 Jawa Tengah VII
Partai: Golkar