Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Melani Leimena Suharli mengatakan, gagasan mengabadikan pahlawan proklamator Soekarno-Hatta dengan cara memberi nama jalan di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta merupakan hal positif untuk meningkatkan kesadaran generasi muda memahami perjuangan pahlawan bangsa.
"Saya setuju penggantian nama jalan itu. Semata untuk mengenang dan menghargai jasa pejuang kemerdekaan ini. Generasi kita saat ini dan mendatang, telah menikmati hasil perjuangan para pahlawan tersebut," ujar Melani Suharli, Selasa (3/9) menanggapi rencana pergantian nama di kawasan Medan Merdeka, Jakarta Pusat yang diusulkan Panitia17 pimpinan mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie pada Gubernur DKI Jakarta.
Kawasan Medan Merdeka lanjutnya, merupakan kawasan yang strategis karena terdapat berbagai lembaga negara dan kantor pemerintahan antara lain Istana Presiden, Istana Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan kementerian atau lembaga negara lainnya.
"Mengingat perjuangan para pahlawan dan mengimplementasikannya akan mendorong kita agar tidak melakukan tindakan yang mencederai jerih payah perjuangan para pahlawan yang telah membaktikan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara," ujar anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu.
Selain mendukung pemberian nama jalan dengan nama pahlawan, Melani mengusulkan agar upaya menghargai pahlawan tidak berhenti pada pemberian nama jalan saja. Daerah atau provinsi yang memiliki pahlawan nasional yang berasal dari daerah itu, mestinya membuat monumen, patung, maupun prasasti dan riwayat perjuangannya. Tujuannya agar masyarakat di daerah lebih mengetahui sosok pahlawan yang berasal dari daerahnya sendiri.
"Monumen atau patung pahlawan dan penjelasan tentang peran dan perjuangannya, pasti akan menggugah warga masyarakat daerah untuk berbuat lebih baik demi mensejahterakan masyarakat. Jadi di sinilah implementasi nilai-nilai perjuangan pahlawan itu," papar Melani.
Selain itu, Melani yang akan kembali maju sebagai calon anggota legislatif dari daerah pemilihan DKI II (Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat) ini juga mengusulkan agar Pemerintah Daerah lebih banyak lagi melakukan sosialisasi peran tokoh pahlawan nasional yang berasal dari daerahnya, dalam bentuk buku bacaan menarik dan dihiasi foto atau gambar, sehingga mudah dipahami pelajar dan masyarakat umum.
"Lebih bagus lagi buku-buku pahlawan itu juga dibagikan ke sekolah dari tingkat SD-SMA. Ini bentuk penanaman nilai perjuangan. Tinggal formatnya dibuat menarik, jadi tidak membosankan," ujar Melani.