Penerapan pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia masih gagal membentuk bangsa yang bermartabat dan berwibawa. Maraknya berbagai fenomena kasus kekerasan seksual terhadap anak usia sekolah dan maraknya kenakalan remaja menjadi indikator gagalnya pendidikan karakter tersebut.
"Menurut Saya saat ini di Indonesia sudah dalam kondisi darurat moral baik . Pemerintah harus segera mengevaluasi secara komperhensif terkait pelaksanaan pendidikan karakter atau muatan moral yang mengejawantahkan sistem pendidikan nasional kita," kata anggota Komisi X dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Herlini Amran, beberapa saat lalu (Rabu, 6/3).
Menurut Herlini, evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah sangat berguna untuk memastikan persiapan implementasi pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 nanti. Hal ini juga mencakup anggaran dan strategi pembelajaran terkait penguatan moral siswa.
"Pelaksanaan Pendidikan Karakter juga haruslah berbasis keteladanan guru dan melibatkan peran orang tua siswa. Padahal tahun 2012 saja, anggaran terkait Program Pendidikan Karakter mencapai Rp 100 miliar lebih," ujarnya.
Hal lain yang perlu ditingkatkan, katanya, adalah merekapasitasi aspek moral para pendidik itu sendiri. Perlu dicatat, output kurikulum 2013 adalah mencetak siswa yang berkarakter, sehingga sangatlah penting semua aspek keguruan untuk segera direkapsitasi oleh Kemendikbud sebelum Kurikulum 2013 dijalankan.