Komisi IX DPR mendesak pihak Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makasar, Sulawesi Selatan agar memberikan pelayanan medis yang maksimal kepada korban bernama Fathir bayi berusia 1 tahun yang mengalami masa kritis akibat menjadi sasaran tembak orang tak dikenal. Alhasil, proyektil peluru tersebut hingga kini masih bersarang di kepala sang bayi tersebut.
Anggota Komisi IX DPR, Poempida Hidayatullah mengaku dirinya sangat terkejut ketika menonton pemberitaan yang mengenaskan yang menimpa Fatir.
"Saya mendesak pihak RS untuk berikan layanan yang optimal," kata Poempida lewat pesan singkat yang diterima Seruu.com, Kamis (14/2/2013).
Kata Poempida, selain pihak Rumah Sakit yang harus memberikan pelayanan yang optimal, pihak Kepolisian juga harus segera melakukan investigasi secepatnya dalam membongkar kasus tersebut. Ia berpandangan, dalam menuntaskan kasus ini aparat Kepolisian terkesan lambat menanganinya.
Padahal, menurut politisi Partai Golkar ini, dalam konteks pembongkaran kasus ini, aparat tidak perlu menunggu peluru yang bersarang di kepala Fatir untuk diambil.
"Investigasi dapat dilakukan di TKP dengan cara melakukan simulasi sudut “proyektil” yang menembus atap rumah dan dengan melakukan ekstrapolasi berdasarkan “muzzle velocity” berbagai jenis senjata organik, pihak Kepolisian dapat menentukan radius asal tembakan," tegas dia.
Diketahui, sampai hari ke-14 ini, pihak kepolisian hingga saat ini belum berhasil mengungkap sumber proyektil peluru. Namun demikian, polisi mengaku telah melakukan penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan sejumlah saksi yang berada di lokasi saat peristiwa nahas terjadi.
Seharusnya tegas Poempida, dalam radius ini Kepolisian harus segera melakukan investigasi kepada warga sekitar, apakah ada yang mendengar bunyi tembakan pada saat waktu seputar kejadian. "Jika di radius ini ada lokasi seperti lapangan tembak, tempat latihan polisi atau tempat latihan militer, polisi pun agar segera dapat melakukan investigasi di lokasi tersebut," paparnya.
Lebih dari itu, lanjutnya, kecepatan polisi dalam melakukan investigasi pun akan memberikan keakuratan informasi yang didapat. Proyektil yang ditembakan ke udara akan jatuh dengan kecepatan yang sama pada saat ditembakan. "Oleh karena itu sangat berbahaya jika siapa pun melakukan penembakan senjata api, walaupun ke atas sekali pun," ucapnya.
Demikian kata Poempida, peristiwa ini adalah peringatan bagi aparat kepolisian atau siapa pun yang memiliki ataupun menggunakan senjata api, untuk tidak sembarangan melakukan tembakan ke udara.