Suasana sempat tegang tatkala Muddin Musa, pesaing Sutan Harahap dalam pemilihan setahun lalu menyatakan keberatannya dengan model pemilihan seperti yang dilakukan semalam. Alasannya, setahun lalu hanya ada tiga calon yang layak, apalagi ia merasa sebagai satu-satunya kader yang paling berpengalaman di DPRD Sultra dan sudah menduduki beberapa jabatan di internal dewan seperti Ketua Komisi dan juga Ketua Fraksi.
“Saya melihat ada inkonsistensi aturan yang kita terapkan disini. Seandainya kita berpedoman pada Juknis yang ada sebelumnya, maka nuansanya tidak akan seperti ini. Lagi pula, ini terasa kurang sakral karena tidak dipimpin langsung Ketua Golkar. Melihat kondisi, maka saya memilih untuk tidak jadi calon,” kata Muddin Musa.
Rapat yang dipimpin Sekretaris Golkar, La Ode Palaido itu sempat diwarnai beberapa interpusi karena ada yang menyatakan bahwa yang layak untuk maju hanya dua orang, yakni Muddin Musa dan La Ode Diki dan ada pula yang menyatakan semua berhak untuk maju karena sekarang sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan yakni menjadi pengurus DPD Golkar Sultra dan punya pengalaman menjadi anggota DPRD.
Setelah melalui perdebatan panjang, forum akhirnya menyetujui rapat dilanjutkan dengan pemilihan dan semua anggota DPRD Sultra berhak untuk dicalonkan. Hanya saja, karena tersisa Rusman Emba yang bersedia menjadi calon, maka secara aklamasi, forum memutuskan bahwa Golkar Sultra akan mengajukan Rusman Emba menjadi Ketua DPRD, menggantikan Sutan Harahap.
Usai terpilih, Rusman menyampaikan terima kasihnya atas amanah yang diberikan kader-kader Golkar kepadanya. Ia pun menyatakan komitmennya untuk berbuat lebih baik dan lebih keras untuk memajukan Partai Golkar, setelah ia mendapat amanah tersebut. “Kepada teman-teman anggota DPRD Sultra yang lain, saya mengharapkan dukungannya karena tanpa teman-teman, tugas ini akan terasa lebih berat,” katanya.(abi/ong)