DPR RI menyelenggarakan Parliamentary event on interfaith dialogue pada tanggal 21-24 November di Bali. Acara tersebut dihadiri oleh 47 Parlemen PUIC termasuk Indonesia, 3 organisasi internasional dan 23 organisasi nasional
Kehadiran ini meningkat dibandingkan prediksi yang lalu, dimana sebelumnya diprediksi berjumlah 66 orang, dengan rincian anggota parlemen yang hadir berjumlah 20 orang, sekretariat delegasi 8 orang, organisasi internasional 3 orang dan nasional sejumlah 22 orang.
Tema kali ini mengusung isu "the parliameantary role in promoting interfaith and intercultural cooperation". Delegasi Indonesia sejumlah 11 orang yang dipimpin langsung oleh Pimpinan DPR, Marzuki Alie.
Sidang ini akan membahas tiga tema sentral, diantaranya membahas tema religion and sociall problems and backgroundnya, Parliament and unversal ethics for interfaiith cooperation and background, terakhir yaitu state and religion-learning from best practices of each country in building the trust and cooperation among religions and background
Acara dialog tersebut akan menghasilkan output bali deklarasi terkait dialog mendalam mengenai isu keagamaan, sosial dan kebudayaan. "Kita ingin menggalang sikap kolektif bersama terkait persoalan agama dan kebudayaan ini," ujar Ketua BKSAP Surahman Hidayat saat diwawancarai oleh Parlementaria, hari Rabu Malam, Bali, (21/11)
Menurut Surahman, ini merupakan langkah awal dan kita harapkan dapat lebih fokus dan kedepan kita akan membangun kerjasama dialog antar parlemen PUIC dengan parlemen eropa, dan sebagainya.
Terkait Deklarasi Bali, ujarnya, kita menginginkan parlemen ini memiliki kesepakahan yang sama dengan menelurkan sikap bersama guna mendorong terciptanya kerukunan dan keragamanan umat beragama di dunia.
Opening ceremony dibuka oleh Ketua DPR Marzuki Alie, Gubernur Provinsi Bali, Menteri Agama di Grand Hyatt Hotel, Bali Kemudian acara akan diisi pembahasan sidang sub tema yang dibagi atas tiga isu utama di plenary session, kemudian sidang sesi bali deklarasi.