Lawatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB ke-67 harus memberikan hasil yang strategis. Indonesia harus bisa mendapatkan peran sebagai mediator, komunikator, dan katalisator konflik internasional.
Hal itu disampaikan Ketua Fraksi PKB Marwan Jafar melalui surat elektronik yang diterima Media Indonesia, Minggu (23/9) malam.
Marwan menyatakan PKB terus mendorong dan mendukung eksistensi serta peran Indonesia di berbagai forum dunia atau forum internasional, termasuk dalam sidang Majelis Umum PBB.
"Indonesia sebagai negara mayoritas muslim memiliki peran penting dalam perdamaian dunia. Untuk itu, dalam momentum sidang Majelis Umum PBB ke-67 kali ini, peran Indonesia tentu sangat strategis dalam mencari dan mendiskusikan solusi-solusi konflik global atau internasional," kata Marwan.
Ia mengatakan, Indonesia harus memelopori gerakan new renaisance diplomacy.
"Kami yakin Indonesia akan mampu memainkan peran penting itu secara estetik di tengah lompatan dan dinamika perubahan global yang serba cepat dan arus informasi yang sangat cepat pula melalui media massa," kata Marwan.
Ia menambahkan, Indonesia harus menjadi jembatan untuk menyuarakan dan membicarakan secara serius tentang kesetaraan, harmonisasi peradaban demi kemaslahatan, dan kedamaian umat manusia di segala penjuru dunia.
"Gerak laju modernitas harus pula dibarengi penghargaan antar satu dengan lainnya, dan Indonesia bisa merekomendasikan untuk menyelesaian hal-hal strategis," tukasnya.
Politikus PKB tersebut mengatakan, PBB sebagai organisasi negara-negara didunia juga harus bersikap adil, arif, dan bijaksana dalam merealisasikan peran-peran strategisnya.
"Kami mendorong Indonesia untuk menjadikan PBB sebagai kekuatan yang independen, bersikap adil dan punya daya tekan, untuk menjadikan arah dunia yang lebih baik dengan aturan main dan kebijakan-kebijakan yang bermanfaat bagi perdamaian dunia dan kesejahteraan umat manusia," kata Marwan.