Setelah sepekan dirawat intensif, mantan Bupati Gianyar periode 2003-2008 Anak Agung Gde Agung Bharata, 61, akhirnya diizinkan pulang dari RS Sanglah, Denpasar, Minggu (12/9). Kalangan sulinggih pun menyarankan tokoh sentral Puri Agung Gianyar ini agar Mabiseka Ratu (menobatkan diri jadi raja) pasca tragedi terseret ombak dan tenggelam di laut Pantai Sedayu, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung bersama istri tercintanya, Nani Mirna Bharata.
Agung Bharata tiba di Puri Agung Gianyar sepulang dari RS Sanglah, Minggu sore sekitar pukul 15.15 Wita. Mantan Ketua DPC PDIP Gianyar yang kini anggota Komisi II DPRD Bali ini disambut keluarga besar Puri Agung Gianyar. Di antaranya, ibu kandung Agung Bharata, Tjokorda Istri Rai, 78, serta adik kandungnya, Anak Agung Gde Mayun. Tjokorda Istri dan AA Gde Mayon tampak memegang erat tangan Agung Bharata, yang baru pulang dari rumah sakit. Selain mereka, terlihat AA Gde Raka Payadnya (tokoh drama gong) dari Puri Abianbase, Gianyar, bersama adiknya, AA Gde Rai, serta anggota keluarga besar puri lainnya.
Sebagaimana tradisi di puri, Agung Bharata kemarin disambut dengan upacara ritual sederhana yang dipuput pamangku puri. Habis menjalani ritual, Agung Bharata lanjut menuju Bale Ageng Puri Agung Gianyar, tepatnya di depan Bale Gedong Rata. Agung Bharata duduk didampingi ibundanya, Tjokorda Istri Rai, berhadapan dengan puluhan sameton puri. Sementara, AA Gde Rai dan sameton lainnya punya banyak cerita kepada Agung Bharata terkait musibah tenggelam di laut selama hampir 5 jam di perairan Pantai Sedayu, hingga mantan bupati ditemukan kampih (terdampar) dalam kondisi selamat di Pantai Masceti, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Di antara cerita yang disampaikan itu, termasuk isu Agung Bharata sudah meninggal pasca tenggelam, hingga ibundanya, Tjokorda Istri Rai, membayangkan akan ada dua jenazah suami istri (Agung Bharata dan Nani Mirna) yang akan disemayamkan pada bale Puri Agung Gianyar. Selain itu, juga soal isak tangis di puri dan pasca tragedi.
Dalam kesempatan itu, AA Raka Payadnya dan AA Gde Rai, tokoh Puri Abianbase selaku kerabat Puri Agung Gianyar, menyarankan Agung Bharata agar Mabiseka Ratu (dinobatkan sebagai raja) di Puri Agung Gianyar. Menurut mereka, hal ini merupakan saran dari bhagawantha puri (sulinggih), di antaranya, Ida Pedanda Gede Made Gunung dari Griya Kemenuh Purnawati, Blahbatuh.
Selain saran tentang Mabiseka Ratu, muncul juga usulan agar Agung Bharata berganti nama. Usulan ini dilandasi wacana kekuatan spiritual dan kegaiban yang dialami Agung Bharata, karena yang bersangkutan secara ajaib ditemukan selamat setelah hampir 5 jam diombang-ambing gelombang laut. Dalam istilah banyak warga, Agung Bharta telah lahir kedua kalinya. Oleh AA Gde Rai dan keluarga besar keturunan Dewa Manggis lainnya, Agung Bharata disarankan menggunakan nama alias Wisnu Segara. Nama Wisnu Segara ini diambil dari kisah pewayangan yakni Bimasena punya anak bernama Wisnu Segara, yang memiliki kekuatan melebihi makhluk lain salama ada di laut. Wisnu berarti dewanya air, sementara Segara adalah samudra atau lautan. Bagaimana reaksi Agung Bharata? Pewaris tahta Puri Agung Gianyar ini hanya tersenyum menanggapi saran agar Mabiseka Ratu tersebut. “Kalau boleh tiyang (saya) berpandangan, mabisekha itu bagus. Tapi, kesannya lebih ke formalitas. Tiyang lebih suka yang bekerja nyata, langsung bersama masyarakat,” jawab Agung Bharata.
Sedangkan terkiat usulan agar menggunakan nama alias Wisnu Segara, Agung Bharata menyatakan akan mempertimbangkannya, sepanjang apa yang dilakukan keluarga bisa dijadikan tuntunan atau bekal mencapai keselamatan hidup bersama. Agung Bharata bersama istri tercintanya, Nani Mirna, sebelumnya terseret ombak saat jalan-jalan di Pantai Sedayu, Desa Takmung, Minggu (5/9) pagi pukul 10.00 Wita. Keduanya terseret arus sungai saat menyeberangi muara Tukad Jinah di Pantai Sedayu, lalu terseret ke laut hingga digulung ombak besar dan tenggelam.
Pagi itu, Agung Bharata dan istrinya, Nani Mirna, jalan-jalan di Pantai Sedayu dengan ditemani ajudannya, Dewa Nyoman Semara Yoga, sehabis membeli buah-buahan di Pasar Klungkung. Sedangkan sopirnya, Dewa Putu Mertha, disuruh menunggu di Pantai Klotok, sekitar 800 meter arah timur Pantai Sedayu.
Setelah 3,5 jam tenggelam di laut, sang istri yakni Nani Mirna ditemukan terapung-apung di perairan Pantai Lebih, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, sekitar 1.500 meter arah barat Pantai Sedayu. Saat ditemukan dan dievakuasi tim gabungan dari Balawista dan SAR sekitar pukul 13.30 Wita, Nani Mirna dalam kondisi masih bernapas. Namun sayang, nyawanya tak bias diselamatkan. Mantan perempuan nomor satu di Gianyar ini menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju RSUD Sanjiwani Gianyar. Sedangkan sang suami, Agung Bharata, ditemukan kampih (terdampar) di Pantai Masceti, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, sekitar 2.200 meter arah barat Pantai Sedayu atau 700 meter sebelah barat Pantai Lebih, siang pukul 14.20 Wita. Ajaibnya, mantan Ketua DPC PDIP Gianyar ini ditemukan dalam kondisi masih bernapas setelah hampir 5 jam terombang-ambing di laut. Agung Bharata yang dalam kondisi kritis langsung dilarikan ke RSUD Sanjiwani Gianyar. Dari situ, tokoh Puri Agung Gianyar ini dirujuk ke RS Sanglah, Denpasar. Namun, Selasa (7/9) siang sekitar pukul 13.15 Wita, mantan bupati sempat pulang ke Puri Agung Gianyar dengan diantar mobil ambulans. Kepulangannya kala itu khusus untuk melepas jenazah istrinya, Nani Mirna Bharata, yang diberangkatkan ke Malang, Jawa Timur karena hendak dimakamkan di sana sesuai permintaan semasa hidup. Kepulangan mendadak Agung Bharata ke Puri Agung Gianyar disambut ratusan kerabat, keluarga, dan kalangan pejabat lingkungan Pemkab Gianyar, termasuk Bupati Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace. Sebelum memasuki Puri Agung Gianyar, Agung Bharata lebih dulu disambut dengan upacara ritual guru piduka di halaman puri. Sedangkan jenazah istrinya, Nani Mirna, baru diberangkatkan ke Malang, Selasa sore sekitar pukul 15.00 Wita. Jenazah Nani Mirna sebelumnya sempat selama dua hari disimpan dari kamar Jenazah RSUD Sanjiwani Gianyar, sejak tewas terseret ombak Pantai Sedayu, Minggu) siang.
Jenazah Nani Mirna baru dipulangkan dari RSUD Sanjiwani untuk disemayamkan ‘sementara di rumah duka, Puri Agung Gianyar, Senin (6/9) malam sekitar pukul 23.00 Wita, atas permintaan Agung Bharata sendiri. Setelah melepas jenazah sang istri, Agung Bharata kembali dibawa ke RS Sanglah untuk menjalani perawatan lagi.
Sementara itu, Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, kabarnya akan menjenguk Agung Bharata di Puri Agung Gianyar. Sesuai rencana, mantan Presiden dijadwalkan akan datang ke Puri Agung Gianyar, Kamis (16/9) nanti. 7 lsa