Anggota Komisi X dari F-PDIP Dedi Gumelar tidak setuju dengan rencana pembangunan mal yang akan didirikan di depan Taman Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur.
"Saya tidak setuju kalau Taman Wiladatika Pramuka Cibubur dijadikan mal. Kalau sampai terjadi, pemerintah betul-betul tidak punya kemauan membangun karakter bangsa dengan Pramuka," ujar Dedi, yang biasa disapa Miing.
Dedi berharap pemerintah tidak tergoda dengan iming-iming pihak swasta yang semata mencari keuntungan. "Apalagi lahan tempat bermain dan berkegiatan generasi muda makin sempit, habis untuk perumahan. Sekarang akan dibuat mal pula," ujarnya.
Menurut Dedi, membangun bangsa bukan hanya dengan pendirian mal, tapi juga dengan mentalitas generasi muda lewat gerakan pramuka.
Masalahnya, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka kekurangan dana untuk membiayai kegiatan dan mengelola kwartir daerah. Terkait rencana penyelenggaraan Raimuna Nasional--pertemuan pramuka tingkat penegak dan pandega--di Jayapura, Papua misalnya, Kwarnas Pramuka butuh dana Rp 30 miliar. Padahal dalam APBN 2012 hanya dianggarkan Rp 20 miliar untuk kegiatan pramuka. Sebab itulah muncul ide untuk membangun mal di Wiladatika dengan potensi keuntungan Rp 50 miliar bagi Kwarnas.
Soal ini, Dedi berkilah, "Kalau alasan anggaran sebanyak Rp 20 miliar dari APBN dirasa tidak cukup untuk kegiatan pramuka, maka jangan mengorbankan aset tempat menempa anak muda dan remaja berkegiatan."