Dari 265 kelurahan yang ada di ibukota, belum semuanya memiliki puskesmas sendiri. Salah satunya, Kelurahan Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang ada di jantung bisnis dan perkantoran ibukota. Terlalu....!
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Achmad Husein Alaydrus mengaku miris melihat fakta ini. “Warga yang hendak berobat harus datang ke kelurahan lain yang letaknya sangat jauh. Itu sangat menyusahkan masyarakat,” kritiknya.
Padahal, lanjut politisi Partai Demokrat ini, layanan kesehatan adalah salah satu hal paling mendasar yang harus diberikan pemerintah daerah kepada warganya. Dia meragukan berbagai pelayanan lain seperti pendidikan, transportasi, dan lapangan kerja bisa terpenuhi, bila pelayanan mendasar seperti kesehatan ini tak mampu dipenuhi.
Dia juga mengingatkan agar Pemprov segera merenovasi gedung-gedung Puskesmas di sejumlah wilayah yang tak lagi layak digunakan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, ujarnya, terdapat 53 Puskesmas yang perlu renovasi.
“Bila tidak segera direnovasi, kondisinya semakin hari bisa semakin buruk dan membuat terganggunya layanan kepada masyarakat,” warning-nya.
Ketua Umum Forum Organisasi Kepemudaan (FOK) H Endy Priyatna menilai, tak adil jika ada Puskesmas di Jakarta yang fasilitas sarana dan prasarananya tidak lengkap. Mengingat jumlah anggaran APBD DKI Jakarta mencapai Rp 36 triliun, paling besar dari daerah di seluruh Indonesia.
Menurut Endy, Pemprov DKI Jakarta harus bisa memberikan yang terbaik kepada warganya. Bukan justru terkesan membiarkan Puskesmas tak terurus, terutama bagi rakyat miskin kota. Sebab, kondisi rakyat miskin di Jakarta sudah sangat memprihatinkan.
“Masih banyak rakyat yang sudah miskin. Tidak semestinya dipersulit lagi dengan susahnya mendapatkan layanan kesehatan,” ucapnya dalam acara Pelatihan Pemuda di Sektor Energi Terbarukan di sekretariat FOK, Tebet, Jakarta Selatan.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Dien Emawati menyatakan, pihaknya terus berupaya keras memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat melalui Puskesmas. “Memang masih ada sejumlah kelurahan yang belum memiliki Puskesmas sendiri, namun warganya bisa berobat di Puskesmas kecamatan,” jelasnya.
Dien mengklaim, saat ini seluruh kecamatan di DKI sudah memiliki puskesmas sendiri. “Kami telah memiliki 44 puskesmas kecamatan di seluruh Jakarta,” terangnya.
Dien juga menjanjikan akan merehabilitasi 53 bangunan Puskesmas yang rusak. Terutama puskesmas kecamatan yang berfasilitas rawat inap dan spesialis penyakit tertentu.
Sudin Kesehatan Wilayah, jelasnya, hanya melakukan rehabilitasi kerusakan yang berat. Sedangkan untuk rehab kecil seperti genteng bocor dan pengecatan, Puskesmas sudah dapat melakukannya sendiri, karena sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sehingga tidak perlu menunggu anggaran dari Dinas Kesehatan lagi.
Dien menjelaskan, setiap tahun selalu diadakan renovasi tujuh Puskesmas. Terdiri dari lima Puskesmas Kelurahan dan dua Puskesmas Kecamatan. Saat ini, Jakarta sudah memiliki 296 Puskesmas Kelurahan.
“Dengan kemampuan merenovasi tujuh puskesmas per tahun, berarti renovasi gedung puskesmas dapat terselesaikan selama tujuh tahun,” jelasnya.