Pangkalan AS Ancam Stabilitas Kawasan

KEBERADAAN pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Darwin, Australia, dapat mengancam stabilitas keamanan kawasan.
Demikian diungkapkan anggota Komisi I DPR Syahfan Badri Sampurno di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, pangkalan militer itu diduga terkait dengan kepentingan Amerika Serikat atas basis sumber daya mereka di Freeport yang digoyang tuntutan masyarakat atas rasa keadilan, yang selama ini tidak dirasakan masyarakat Papua.
Pembangunan pangkalan militer di sebuah kawasan yang selama ini cukup stabil, ungkapnya, cukup mengherankan.

“Indonesia serta negara-negara ASEAN harus menolak pangkalan militer di Darwin ini,” tegas Syahfan.
Dia mendesak pimpinan DPR segera mengambil sikap untuk menolak dan meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menegaskan sikap penolakan.

Dia khawatir bila pemerintah tidak menyikapi ini sebagai ancaman, sinyalemen hibah F-16 dari Amerika Serikat merupakan bagian dari upaya pembungkaman akan mendapat pembenaran. Sinyalemen tersebut sukar untuk dihindari karena ia meyakini tidak ada makan siang gratis di balik hibah pesawat tempur bekas tersebut.

Indonesia, ujar Syahfan, patut merasa terancam dengan kehadiran pangkalan militer di Darwin.
“Hampir di setiap negara tempat AS mendirikan pangkalan, disana akan ada ancaman stabilitas keamanan. Yang menderita nantinya adalah rakyat juga,” cetus Syahfan.


Ia juga menyayangkan sikap Australia sebagai negara tetangga dekat. Dia menilai, Australia sering kali melakukan langkah diplomasi yang tidak elegan sebagai negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia.

Jangan lalai Senada dengan Syahfan, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menilai rencana Amerika Serikat menambah penempatan pasukan di Darwin dan Teritori Selatan pada 2012 harus dipertanyakan pemerintah Indonesia. “Apa alasan dan tujuannya. Karena kawasan ini tingkat ancaman keamanannya kecil,” ujar Mahfudz.
Masalah yang sering menjadi perhatian Australia selama ini, tambahnya, hanyalah lalu lintas imigran gelap dari Afghanis tan dan pelanggaran batas laut oleh nelayan tradisional.

“Bisa saja muncul spekulasi ini ancang-ancang Amerika Serikat terhadap situasi wilayah timur Indonesia, khususnya Papua dan kepentingan pengamanan Freeport,” cetusnya.

Dia menilai kehadiran Presiden Amerika Serikat Barack Obama di KTT ASEAN dan East Asia Summit di Bali seharusnya tidak membuat Indonesia lalai dari masalah itu.

Di lain hal, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan rencana penempatan 2.500 personel Marinir Amerika Serikat di Darwin tidak akan mengganggu kedaulatan Indonesia.
Panglima menambahkan, penempatan Marinir Amerika Serikat itu tidak akan mengubah kebijakan pertahanan Indonesia karena proses penyusunannya didasarkan pada ancaman dan kemampuan keuangan negara. “Perencanaan kami akan tetap seperti itu dan saya kira masih bisa cukup,” tegas Agus.

Diposting 22-11-2011.

Mereka dalam berita ini...

Mahfudz Siddiq

Anggota DPR-RI 2009-2014 Jawa Barat VIII
Partai: PKS

Mohammad Syahfan B. Sampurno

Anggota DPR-RI 2009-2014 Bengkulu
Partai: PKS