Anggota Komisi V DPR Mohammad Toha menilai, selama ini banyak perusahaan konstruksi nakal yang kurang memperhatikan aspek standar keselamatan kerja dan lingkungan. Karena itu, pihak Kementerian Pekerjaan Umum bersama instansi terkait diminta mengatasi, menegur, dan memberikan sanksi tegas kepada perusahaan jasa konstruksi yang mengabaikan aspek keamanan dan keselamatan lingkungan sekitarnya.
Toha mengomentari proyek gorong-gorong saluran air di sepanjang ruas Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, yang belakangan ini menimbulkan korban, misalnya beberapa kendaraan terperosok ke dalam parit galian karena tidak ada pembatas dan pengamannya.
"Saya selama ini sudah sering memantau, memang banyak perusahaan konstruksi yang nakal dan kurang memperhatikan aspek keselamatan pihak lainnya. Itu menjadi kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum mengawasi dan menegurnya," tegas Toha kepada Jurnalparlemen.com, Jumat (4/11).
Lebih lanjut Toha mengatakan, dalam kasus pembangunan gorong-gorong saluran air di Jalan Sudirman ini, ia melihat pengerjaannya memang terkesan tidak memperhitungkan aspek lainnya. Misalnya, momen pelaksanaan SEA Games yang akan segera berlangsung serta cuaca yang telah memasuki musim penghujan.
"Seharusnya hal-hal seperti itu dapat dipertimbangkan secara matang. Sehingga pengerjaan proyek itu tidak terlalu memberikan dampak mengganggu kegiatan lainnya," tegas politisi PKB ini.
Ia melihat, pengerjaan proyek itu dilaksanakan terlambat jika dilihat dari realisasi penyerapan anggaran. Mengingat saat ini tidak lebih dari dua bulan lagi akan segera tutup buku, sehingga terkesan dipaksakan agar dana pagu 2011 cepat terealisasi, sebelum pengisian DIPA 2012 dilaksanakan pada akhir Desember mendatang. "Biasa karena mau tutup buku, sehingga proyek mesti cepat-cepat dikerjakan," tegasnya.
Proyek tersebut rencananya dihentikan sementara, mulai 9 November 2011, untuk memperlancar pelaksanaan SEA Games di DKI Jakarta, khususnya di kawasan Senayan.
