Lembaga survei belakangan ini secara jor-joran mempublikasikan hasil survei. Yang terbaru, kemarin, Lingkaran Survei Indonesia merilis hasil survei soal citra politisi muda yang mendapat citra negatif dari masyarakat. Tapi, masyarakat bahkan elit sudah mulai tidak percaya lagi lembaga survei independen.
"Saya melihat dengan jujur ya, melakukan pengamatan dengan hati (dengan) bertubi-tubinya beberapa lembaga survei sekarang ini. Lembaga survei sudah menjadi bagian dari tim kampanye. Makanya kita dengan gampang bisa mengetahui kebenaran dari hasil survei tersebut," kata Wakil Ketua DPR Pramono Anung di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, (31/10).
Kalau lembaga survei sudah menjadi bagian dari tim kampanye seseorang, ungkapnya, tentunya kredibilitas lembaga survei itu tidak perlu dihormati terlalu tinggi. Menurutnya, cukup hasil lembaga survei itu dianggap lucu-lucuan saja. Karena melalui survei itu diharapkan ada penggriringan opini terutama kepada para calon pemilih yang belum menentukan pilihan.
"Karena mereka tahu swing voters itu yang tinggi sehingga yang namanya bandwagon efek atau efek pengaruh dari seseorang yang dianggap punya kecenderungan untuk menang dan itupun diciptakan dan itu terjadi," ungkapnya.
Meski menurutnya, di negara-negara yang demokrasinya sudah maju juga ada yang upaya mempengaruhi publik.
Jadi, apa tanggapan Anda secara spesifik terhadap hasil survei LSI yang dirilis kemarin?
"Saya belum lihat bahwa survei yang benar-benar dilakukan bertujuan untuk gampang mengetahui gambaran yang sebenernya. Tetapi kan melakukan survei tidak murah. Dan untuk melakukan survei kan harus ada bohirnya, jadi tergantung bohirnya. Tergantung pemesannya," tandasnya.