Komisi V DPR menegur jajaran PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Merak terkait antrean truk yang sering terjadi dalam enam bulan terakhir. Teguran itu disampaikan saat Komisi V menggelar kunjungan kerja ke Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Senin (22/8).
“Kami kecewa dengan kinerja ASDP, karena sejak enam bulan terakhir kami sering melihat Pelabuhan Merak selalu macet oleh truk barang menuju Pulau Sumatera. Apakah masalah ini tidak bisa diatasi?” kata Hikmat Tomet, anggota Komisi V, saat berbincang dengan manajemen ASDP di ruang VIP ASDP Cabang Utama Merak. Hadir dalam acara itu sembilan anggota Komisi V DPR lainnya, Direktur Usaha Pelabuhan ASDP Prasetya B Utomo, Kepala Cabang ASDP Merak La Mane, serta sejumlah pejabat ASDP lainnya.
Menurut Hikmat, ASDP jangan menganggap bahwa kemacetan yang terjadi setiap akhir pekan itu hal yang biasa. Kemacetan, kata politisi Partai Golkar itu, harus dievaluasi dan menjadi perbaikan bagi ASDP sebagai penyelenggara pelayanan penyeberangan. “Kami di DPR selalu dikomplain oleh para pengusaha, mengapa pengiriman dari Pulau Jawa ke Sumatera dan sebaliknya selalu tersendat,” katanya.
Hikmat menyatakan, setiap menghadapi musim mudik Lebaran, ASDP memang kerap memperbaiki pelayanan. Namun, kata dia, alangkah lebih baik jika peningkatan pelayanan tidak hanya ketika menghadapi arus mudik saja. “Para pejabat dan kita semua digaji untuk melayani masyarakat. Jangan masyarakat yang kita layani kecewa terhadap pelayannya,” kata suami Ratu Atut Chosiyah itu.
Anggota Komisi V lainnya Mangara M Siahaan menegaskan, ASDP adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas kelancaran arus mudik melalui Pelabuhan Merak. Menurut Mangara, arus mudik ke Sumatera melalui Pelabuhan Merak diharapkan berjalan lancar, dan tidak ada gangguan seperti yang sudah terjadi pada enam bulan terakhir ini. “Tugas ASDP mengatasi segala kendala yang bakal muncul selama arus mudik,” kata politisi PDI Perjuangan itu.
Ketua rombongan Komisi V Nusyirwan Soejono juga mempertanyakan kinerja ASDP. Menurutnya, berdasarkan laporan yang diterima Komisi V, pada mudik tahun ini ASDP Merak akan mengoperasikan 40 kapal, padahal hari biasa ASDP hanya mengoperasikan 28 kapal. “Kenapa 40 kapal ini tidak dioperasikan setiap hari agar Merak tidak macet terus?” katanya dengan nada bertanya. Menurut Nursyirwan, semestinya ASDP mempertahankan jumlah kapal yang beroperasi sehingga tidak terjadi antrean yang cukup panjang di luar Pelabuhan Merak. Dia mendesak agar ASDP mencari solusi atas kemacetan yang sering terjadi di Pelabuhan Merak. “Secara umum memang sudah ada perbaikan, tetapi kita ingin agar ASDP terus meningkatkan pelayanan,” katanya.
Direktur Usaha Pelabuhan PT ASDP Prasetya B Utomo berjanji akan menindaklanjuti masukan dari DPR. Menurutnya, ada tiga hal yang membuat Pelabuhan Merak kewalahan melayani pengguna jasa penyeberangan menuju Sumatera, yakni faktor kapal, manajemen angkutan, dan volume angkutan. “Kapal yang ada di Merak umumnya sudah tua, kita sudah optimalkan manajemen angkutan dengan menggenjot lalu lintas penyeberangan hingga 90 trip,” katanya.
Sedangkan terkait dengan volume angkutan, kata Prasetya, saat ini ada empat jenis angkutan yang sebelumnya tidak pernah melewati Pelabuhan Merak. Keempat jenis angkutan itu adalah material bangunan seperti beton, semen curah, kontainer, dan angkutan mobil profit. “Frekuensi angkutan seperti itu cukup tinggi, belum lagi manuver atau parkir di dalam kapal juga butuh waktu lama karena kendaraannya panjang-panjang. Akibatnya, waktu untuk bongkar muat kapal juga lambat,” katanya.
Prasetya mengatakan, tahun ini perekonomian di sejumlah daerah di Sumatera sedang membaik. Pertumbuhan ekonomi itu ditandai dengan semakin banyaknya angkutan barang dari Jawa ke Sumatera. Pada tahun lalu misalnya, ASDP Merak hanya mengangkut sekitar 2.600 truk per hari, namun sekarang menjadi 3.233 truk per hari. “Kami berusaha memberikan pelayanan maksimal kepada pengguna jasa transportasi laut,” kata Prasetya.
Ketua Gabungan Perusahaan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) Merak Togar Napitupulu meminta semua pihak untuk memahami kondisi yang terjadi di Pelabuhan Merak. Menurutnya, kemacetan di Merak setiap akhir pekan dikarenakan ada pergeseran pola transportasi dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Pelabuhan Merak. “Biasanya angkutan motor dan mobil kebanyakan dari Priok, tetapi sekarang mau kirim mobil baru, harus lewat Merak,” katanya.
Sementara itu, aktivitas Pelabuhan Merak pada H-8 Lebaran masih normal dan tidak terlihat penumpukan kendaraan. Penumpang sempat meningkat dari 25.486 penumpang pada Jumat (19/8) menjadi 32.155 penumpang pada Minggu (21/8). “Kami mengoperasikan 27 kapal dari 40 kapal yang ada. Jika terjadi lonjakan penumpang, kami siap mengoperasikan kapal-kapal yang ada,” kata La Mane, kepala ASDP Cabang Merak.
Setelah mengunjungi Pelabuhan Merak, para anggota DPR melanjutkan perjalanannya ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung, menggunakan kapal roro.