Fasilitas Likuiditas Rp 2,3 triliun bagi RSh Bikin Resah

Ketidakjelasan implementasi fasilitas likuiditas bagi Rumah Sederhana Sehat (RSh) dari Kementerian Negara Perumahan Rakyat (Kemenpera) berpotensi menimbulkan keresahan di kalangan pengembang properti. 

Di Jawa Timur, misalnya, menurut sejumlah pengembang, telah terjadi penurunan penjualan rumah gara-gara konsumen menunda pembelian.

Bisa dimaklumi bila para pengembang cemas, Soalnya, kebijakan tersebut sudah tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2010. Pemerintah akan mengimplementasikan fasilitas likuiditas bagi RSh dari pemberian subsidi bunga pada Mei 2010.

"Kalau tidak salah, dana sebesar Rp 2,3 triliun yang digunakan untuk mensubsidi akan dialihkan pada pembiayaan rumah secara langsung,“ kata anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) Epyardi Asda. 

Menyoal banyak RSh yang tidak laku, Epyardi enggan mengomentari. Namun, ia menilai fasilitas likuiditas yang diimplementasikan pemerintah bisa menimbulkan dampak negatif. "Karena RSh biasanya disubsidi pemerintah, sebagaimana yang sudah berjalan. Ini menimbulkan dilema bagi pengembang," ujarnya.

Diposting 07-09-2010.

Dia dalam berita ini...

Epyardi Asda

Anggota DPR-RI 2009-2014 Sumatera Barat I
Partai: PPP