Anggota Komisi I DPRD Sukoharjo diberi paket berupa burung dara goreng, dari istri Camat Tawangsari. Sepasang burung dara tersebut ditempatkan di dalam kardus kecil yang sudah usang. Satu kardus berisi dua potong burung, yang sepertinya tidak disembelih.
Anggota Komisi I Marsono, Sunarno dan Suryadi mengatakan, dalam kardus tertulis pengirim Dr Wiwin Sulastri anggota komisi IV DPRD Sukoharjo, dari Fraksi PDIP. Tidak tahu persis apa maksud pengiriman tersebut. Yang jelas, dara goreng tersebut dititipkan pada anggota Satpol PP yang berjaga di DPRD
setempat.
"Kami tidak tahu persis apa maksud pengiriman ini. Apakah berupa ucapan terimakasih, ancaman atau yang bagaimana. Karena tidak ada tulisan dan pesan apapun dalam paket ini," kata Marsono dibenarkan keduanya.
Karena itu, mereka telah melaporkan pada Ketua Komisi I agar mengklarifikasi. Sebab, apa yang diberikan Wiwin menyinggung mereka. Apalagi, anggota dewan sudah disumpah untuk tidak menerima apapun dari masyarakat atau pejabat siapapun.
Diduga, paket burung dara tersebut diperuntukkan bagi 4 anggota komisi I yang melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Kantor Kecamatan Tawangsari, sebelumnya. Yakni Marsono, Sunarno, Suryadi dan Syarief Hidayatullah.
Sebab komisi I mendapat laporan dari masyarakat bahwa, salah satu ruangan kosong di kecamatan digunakan untuk gudang telur. Telur-telur tersebut merupakan dagangan dari Camat Tawangsari Arijadi Setiyanto.
Saat sidak, ruangan yang digunakan sebagai gudang tersebut sudah bersih. Akan tetapi bekas ruangan itu pernah digunakan sebagai gudang telur masih terlihat jelas. Sebab hampir di seluruh lantai keramik terdapat kotoran warna kuning yang mirip dengan telur. Bahkan, saat masuk kali pertama tercium bau amis. Bahkan, di sudut ruangan tersebut juga terdapat ceceran biji jagung yang sudah tumbuh.
"Kalau memang bu Wiwin tersinggung karena kami sidak, ya tidak sepantasnya. Kami bukan sidak ke rumah anggota DPRD Sukoharjo, tetapi kami sidak ke Kantor Kecamatan Tawangsari dan kebetulan camatnya adalah suaminya. Jadi bukan jeruk makan jeruk. Tetapi kami melakukan itu karena ada laporan dari masyarakat dan kecamatan menjadi leading sektor komisi I," tegas Sunarno.
Saat diklarifikasi Camat Tawangsari tidak menampik jika ruangan itu digunakan untuk transit mobil pengangkut telur dari Kediri. Tetapi dia mengaku mobil yang datang sekitar pukul 02.00 dinihari itu hanya menurunkan, dan paginya telur sudah didistribusikan ke pedagang.
Dua pedagang telur, Sutiyono dan Ruhito yang kebetulan berada di kecamatan saat ditanya mengaku bahwa sering mengambil telur di gudang yang dekat ruangan camat Tawangsari. Mereka sendiri rencananya akan mengambil telur. Karena sudah terbiasa. Setiap kali ambil telur rata-rata 15 kilogram.