Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

Anggota Komisi VI Pertanyakan Alasan 49% Saham Kualanamu Dijual ke Asing

Operator bandara dari India, GMR Airports Consortium, memegang 49% saham PT Angkasa Pura Aviasi yang mengelola Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron mengkritik keras hal itu.

"Sebaiknya obyek usaha BUMN yang menguntungkan tetap menjadi kepemilikan mutlak negara melalui BUMN. Justru kerja sama semestinya terhadap objek usaha BUMN yang membutuhkan suntikan investasi dan dukungan pihak ketiga," kata Herman Khaeron, kepada wartawan, Jumat (26/11/2021).

Dia mengatakan usaha BUMN yang menguntungkan tak boleh dijual. Menurutnya, BUMN harus berupaya mendapat untung dan menyetor duit ke negara.

"Sederhananya, jangan yang untung dijual, tapi yang rugi dipertahankan, ini pula yang menyebabkan BUMN tidak memperoleh laba dan setor dividen yang meningkat bagi negara," ujar Kepala BPOKK Partai Demokrat ini.

Dia mempertanyakan alasan penjualan 49% saham pengelola Kualanamu ke perusahaan asing. Dia mengatakan Komisi VI bakal meminta penjelasan dari Menteri BUMN Erick Thohir.

"Saya mendapatkan info bahwa pihak konsorsium mendapat 49% persen kepemilikan dengan pola BOT selama 25 tahun, hal ini akan kami dalami dan minta penjelasan kepada menteri di Komisi VI DPR untung ruginya, baik jangka pendek maupun jangka panjang," ujarnya.

Sebelumnya, GMR Airports Consortium sebelumnya resmi masuk dalam pengembangan Bandara Internasional Kualanamu. PT Angkasa Pura (AP) II akan melakukan kemitraan strategis untuk pengembangan bandara ini selama 25 tahun ke depan.

Skema kemitraan strategis untuk pengembangan bandara ini memiliki nilai investasi kerja sama sekitar USD 6 miliar atau sekitar Rp 85,2 triliun. Termasuk investasi dari mitra strategis sedikitnya Rp 15 triliun.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menyatakan GMR sudah menyampaikan rencananya untuk mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu dengan menargetkan penumpang hingga 54 juta orang pada tahun ke 25 kemitraan, atau setara bandara Soekarno Hatta saat ini.

"Trafik penerbangan akan meningkat, lalu akan ada alih teknologi dan keahlian, serta berbagi porsi modal di Bandara Internasional Kualanamu," ujar Awaluddin dalam keterangannya, Selasa (23/11).

AP II dan GMR Airports Consortium akan menjadi pemegang saham di joint venture company (JVCo) yakni PT Angkasa Pura Aviasi. Perusahaan tersebut menjadi pengelola Bandara Internasional Kualanamu. Rinciannya, AP II menguasai mayoritas 51% saham di PT Angkasa Pura Aviasi, sementara GMR Airports Consortium sebesar 49%.

Meski demikian, AP II menegaskan tak ada penjualan aset Bandara Kualanamu. Kepemilikan Bandara Internasional Kualanamu beserta asetnya 100% tetap milik AP II. JVCo disebut hanya akan menyewa aset kepada AP II untuk dikelola selama 25 tahun.

Diposting 26-11-2021.

Dia dalam berita ini...

E. Herman Khaeron

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Barat 8