Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

PPP Dukung Kapolri soal Potong Kepala: Jangan Cuma Seruan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyerukan, jika pimpinan Polri tak mampu membersihkan ekor, dirinyalah yang akan memotong kepalanya. Anggota Komisi III DPR Fraksi PPP, Arsul Sani, berharap Jenderal Sigit tidak hanya menyerukan, tapi juga harus berani menerapkan itu.

Awalnya Arsul menyebut sikap Jenderal Sigit terkait teladan pemimpin di Polri sudah benar. Menurutnya, tindakan atasan bisa menjadi teladan bagi kesatuan dan bawahannya.

"Pernyataan Kapolri tersebut sudah menunjukkan paradigma kepemimpinan yang benar, yakni bahwa pimpinan itu harus mulai dari diri sendiri dulu untuk tertib, tidak bergaya hidup mewah, tidak hanya menuntut bawahannya disiplin, mencontohkan dengan nyata tagline Polri melindungi dan mengayomi, dsb-nya. Bahasa singkat menjadi teladan kebaikan bagi kesatuan dan bawahannya," ucap Arsul saat dihubungi, Kamis (28/10/2021).

Arsul berkeyakinan, dengan budaya yang dianut Indonesia, teladan pemimpin akan lebih efektif untuk membenahi jajaran. Dia menyebut, jika pernyataan Jenderal Sigit dilaksanakan, revolusi mental akan terjadi di Polri.

"Jadi kalau pimpinan Polri pada tiap tingkatan bisa menunjukkan contoh teladan yang baik bagi kesatuan dan bawahannya, maka apa yang disebut revolusi mental di Polri akan terjadi. Ini akan melengkapi reformasi birokrasi yang sudah dijalankan," ucapnya.

Meski demikian, Arsul menyebut pernyataan Kapolri Jenderal Sigit itu baru akan tercapai jika tidak berhenti pada seruan. Dia meminta Jenderal Sigit benar-benar berani memotong kepala dengan memberi sanksi penggantian hingga pencopotan terhadap pimpinan Polri yang bawahannya bermasalah.

"Untuk memastikan bahwa paradigma kepemimpinan di atas itu akan berjalan, tidak hanya berhenti pada seruan, ya memang sanksi penggantian atau pemotongan pada kepala ikan harus diterapkan," tuturnya.

"Efektif atau tidak itu tidak bisa diramalkan, tapi ikhtiar untuk membuat efektif itu harus terus dijalankan dengan paradigma dan kebijakan kepemimpinan yang diperbaharui. Nanti setelah ikhtiar dilakukan baru kita evaluasi efektif-tidaknya," lanjutnya.

Kapolri Bakal Potong Kepala Jika Tak Bisa Bersihkan Ekor

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta kapolda, kapolres, hingga kapolsek bisa menjadi teladan bagi jajaran dan masyarakat. Menurutnya, ini semua demi kebaikan Korps Bhayangkara.

Pernyataan tersebut disampaikan Sigit dalam sambutannya di acara penutupan pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61, dan Sespimma Polri Angkatan ke-66, di Lembang, Jawa Barat, Rabu (27/10).

Sigit menyampaikan kepada seluruh perwira lulusan tersebut agar menjadi pemimpin yang bisa melayani. Pemimpin, menurutnya, harus bisa menempatkan anggota dan masyarakat sebagai prioritas.

Seorang pemimpin, menurut Sigit, harus memiliki sifat dan sikap yang kuat, menguasai lapangan, bergerak cepat, dan responsif. Selain itu, pemimpin harus peka terhadap perubahan dan berani keluar dari zona nyaman.

Karena itu, mantan Kapolda Banten ini menegaskan pemimpin harus mau turun ke bawah untuk mendengarkan secara langsung aspirasi dari masyarakat dan anggotanya. Pemimpin yang kuat akan mampu menciptakan rasa saling menghormati antara pimpinan dan jajarannya.

Sigit juga menekankan, dalam menjalankan tugas, pemimpin tidak boleh mudah terpancing emosinya. Hal itu bisa berpengaruh pada tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat.

"Turun langsung ke lapangan agar tahu apa yang dirasakan masyarakat dan anak buah. Jaga emosi, jangan terpancing. Emosi mudah meledak akan akibatkan perbuatan yang tidak terukur. Apalagi diberikan kewenangan oleh undang undang, maka tindakan tidak tersebut akan berpotensi menjadi masalah," kata Sigit dalam arahannya seperti dilihat detikcom dalam video yang diunggah akun Instagram @divtikpolri.

Eks Kabareskrim Polri ini menyayangkan belakangan ini tren positif kepercayaan publik terhadap Polri mengalami penurunan karena adanya sejumlah perbuatan oknum. Sigit berharap ini menjadi koreksi bagi internal Polri untuk melakukan perbaikan.

Sigit meyakini institusi Polri jauh lebih banyak diisi orang-orang yang baik dan memiliki semangat perubahan untuk mewujudkan semangat dari Presisi.

"Perbuatan yang dilakukan oleh personel bila bersifat positif, maka dampaknya secara organisasi akan positif. Begitu pun sebaliknya. Jadi persepsi itu muncul menjadi generalisasi. Masih sangat banyak polisi yang baik dibanding oknum sehingga manfaatkan perkembangan teknologi untuk memunculkan terobosan kreatif dan positif yang ada," ujar Sigit.

Sigit lantas mengingatkan lagi soal kepemimpinan. Dia mengutip peribahasa 'ikan busuk mulai dari kepala'. Artinya, permasalahan di internal kepolisian bisa terjadi jika pemimpinnya bermasalah atau tidak mampu menjadi teladan.

"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah, maka bawahannya akan bermasalah juga. Pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani. Karena kita tidak mungkin diikuti kalau kita tidak memulai yang baik, kita tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri. Ini yang saya harapkan rekan-rekan mampu memahami. Hal yang dijalankan penuh keikhlasan akan menjadi buah keikhlasan. Tolong ini diimplementasikan, bukan hanya teori dan pepatah," papar Sigit.

Karena itu, Sigit mengatakan tidak akan ragu menindak tegas kapolda, kapolres, hingga kapolsek apabila tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya. Menurut Sigit, semua itu dilakukan untuk kebaikan Korps Bhayangkara ke depan.

"Kalau tak mampu membersihkan ekor, maka kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang. Menjadi teladan, pelayan dan pahami setiap masalah dan suara masyarakat agar kita bisa ambil kebijakan yang sesuai," tutur Sigit.

Diposting 28-10-2021.

Dia dalam berita ini...

Arsul Sani

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Tengah 10