Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI untuk membahas terkait evaluasi kinerja, penindakan dan pengungkapan kasus, serta strategi dan program BNPT.
Adapun salah satu topik yang menjadi pembahasan adalah terkait berkuasanya kembali Taliban di Afghanistan, yang dikhawatirkan banyak pihak memunculkan kembali aksi ekstrimisme di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni yang juga menjadi pimpinan rapat menyoroti fenomena Taliban ini. Dirinya kemudian mempertanyakan terkait strategi yang dilakukan BNPT agar kelompok-kelompok ekstrimis tidak berkembang di Indonesia.
“Ini terkait fenomena kembalinya Taliban di Afghanistan, saya tidak ingin di Indonesia ada kelompok kecil yang terinspirasi oleh tindakan mereka. Nah untuk itu, pencegahan apa yang BNPT lakukan dalam menyikapi isu ini? Karena sangat mungkin kembalinya Taliban itu ada efeknya pada oknum maupun simpatisannya yang ada di Indonesia. Jadi, bagaimana strategi pencegahan BNPT agar kelompok simpatisan ini tidak hidup dan bisa kita tahan?,” tanya Sahroni di Gedung DPR, Rabu (15/9).
Menanggapi hal tersebut Kepala BNPT Boy Rafli Amar menjawab bahwa saat ini BNPT tengah menyiapkan ‘vaksin’ untuk membendung ekstrimisme. Adapun vaksinnya adalah nilai-nilai kebangsaan sebagai bentuk langkah pencegahan penyebaran virus radikalisme intoleran dan radikalisme terorisme.
“Kalau kami analogikan sebagai virus radikalisme maka kami mencoba merumuskan ‘vaksinnya’. Yaitu, pertama BNPT banyak ikut melakukan penguatan terhadap nilai-nilai kebangsaan. Kami juga melakukan edukasi terkait ideologi Pancasila,” katanya.
“Kemudian yang kedua, kami juga bekerja sama untuk melakukan moderasi beragama karena dalam hal ini sebenarnya kita sudah punya modal yang kuat, dan kita juga punya tokoh-tokoh ulama besar,” tambahnya.
Boy juga meminta masyarakat tidak terpancing dengan kembalinya Taliban. BNPT melakukan antisipasi supaya model kekerasan yang ditampilkan oleh Taliban tidak dicontoh.
“Kami hanya mengimbau untuk kita tidak terpancing dengan kondisi seperti ini dan tetaplah kita setia dengan jati diri bangsa yang kita miliki,” pungkasnya.