Anggota DPR Aceh, Asrizal Asnawi, mengaku kesulitan membayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) atau uang kuliah anak di luar Aceh setelah bank konvensional cabut dari Aceh. Dia mengatakan banyak kampus belum terkoneksi bank syariah.
"Bank-bank syariah yang ada di Aceh tidak terkoneksi dengan kampus. Kasus saya misalnya, anak kuliah di Tri Sakti," kata Asrizal kepada wartawan, Senin (2/8/2021).
Asrizal mengaku banyak mendapat laporan dari masyarakat terkait permasalahan serupa. Ketua PAN Aceh Tamiang ini mengatakan kesulitan dialami orang tua mulai semester ini.
Dia mengatakan sebelumnya para orang tua yang tidak punya aplikasi bank sesuai dengan bank tujuan pembayaran uang kuliah masih dapat membayar lewat teller bank terkait. Namun sekarang, katanya, tidak ada lagi bank konvensional yang beroperasi di Tanah Rencong.
"Kalau sebelumnya, walau orang tua tidak punya mobile banking mereka bisa antre ke teller untuk pembayarannya. Sekarang nggak ada lagi banknya, mana ada teller lagi," jelasnya anggota Komisi III DPR Aceh ini.
Dia kemudian menjelaskan cara yang dilakukannya untuk uang kuliah anaknya. Menurutnya, uangnya harus dikirim dulu ke bank konvensional yang ada di luar Aceh. Setelah itu, baru ditransfer ke kampus.
"Uang dikirim dulu ke si anak, baru si anak bayar ke teller bank konvensional di sana. Harus dua kali kerja," ujarnya.
Asrizal berharap bank syariah juga bekerja sama dengan kampus-kampus di luar Aceh. Hal itu dinilai penting untuk menjawab kegelisahan para orang tua di Serambi Mekah.
Untuk diketahui, di Aceh saat ini sudah berlaku Qanun Nomor 11 tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Setelah qanun ini berlaku, bank konvensional pamit dari Aceh dan hanya tinggal bank syariah.