Eka, Bamsoet, dan Sepiring Ketupat Sayur Menteng

Pagi itu, Sabtu (25/7), matahari di Ibu kota masih belum muncul. Seperti hari-hari biasa lainnya, Eka melakukan rutinitasnya. Dimulai dengan mempersiapkan dagangannya di rumah kontrakan ala kadarnya yang ia tempati. Setelah semuanya rapih, kemudian pemuda 25 tahun itu pun mandi membersihkan badan dan mengenakan pakaian bersih yang ia cuci sendiri.

Tak lama setelah ia pun beranjak mendorong gerobaknya ketupat sayurnya menuju tempat dia biasa mangkal untuk menjajakan dagangannya. Bersama sejumlah pedagang gerobakan lainnya. Mulai dari tukang, bubur ayam, ketoprak, mie ayam hingga pedagang minuman.

Tanpa ada komando, mereka memarkirkan gerobak sumber mata pencahariannya secara berjejer di sepanjang Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam benaknya Eka yang sudah 13 tahun dia mengadu nasib di Jakarta berharap bubur ayamnya laris dibeli pelanggan. Tak ada terbesit sedikit pun pikirannya akan bertemu dengan seorang pejabat negara.

Pada waktu yang sama, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyempatkan diri berolahraga di seputaran Menteng. Sembari beristirahat Bamsoet memilih memesan ketupat sayur untuk sarapan. Dan memulai perbincangan dengan si pemuda asal Anyer, Banten itu.

“Dulu jualan di mana?,” tanya Bamsoet kepada Eka.

“Sebelumya di Manggarai. Sekarang gantiin bapak saya yang sudah pulang kampung,” jawab Eka.

Eka merupakan lulusan STM jurusan otomotif. Namun, kemampuan yang diperolehnya di bangku STM ternyata tidak cukup untuk bersaing memperoleh pekerjaan di jalur formal. Tadinya ia berharap bisa bekerja di bengkel mobil atau motor usai menamatkan pendidikannya.

Dalam perbincangan itu, Eka juga mengaku sempat bekerja beberapa waktu sebagai waiters pada sebuah tempat karaoke di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Gaji yang diperoleh sekitar Rp 2,7 juta. Hanya sayang kontraknya tidak diperpanjang. Sebelum memutuskan berjualan ketupat sayur. Ia juga berusaha mencoba melamar pekerjaan ke beberapa tempat, tapi sulit dan jauh dari kata berhasil.

“Dari pada nganggur ya sudah, saya dagang saja ikut bapak. Mulainya ya di Manggarai,” ujar Eka yang juga menyesal karena Ilmu yang diperoleh selama di STM tidak bisa diterapkan di dunia kerja.

Menanggapi hal itu, Bamsoet mengatakan, realitas dunia kerja saat ini, masih banyak para pekerja yang bekerja tidak sesuai dengan ilmu yang di dapat di bangku sekolah atau perguruan tinggi.

“Ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk mampu membuat kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja,” ujar Bamsoet.

Apalagi, imbas pandemi Covid-19 sangat terasa pada masyarakat lapisan bawah yang bergelut disektor informal. Selama awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan di Provinsi DKI Jakarta, Eka tidak bisa berjualan.

Eka juga sempat menganggur selama 3 bulan. Beruntung setelah new normal diterapkan, ia bisa berjualan kembali. Tetapi, tetap saja pendapatan yang diperoleh jauh dari sebelum pandemi. Pendapatan kotor hasil berjualan dari pagi hingga sore, hanya berkisar Rp 200 ribu.

Bamsoet mengakui pandemi Covid-19 memberi dampak serius bagi dunia kerja. Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat hingga akhir Mei 2020, tercatat sudah lebih dari 1,75 juta tenaga kerja formal dan informal yang terkena imbas Covid-19.

Bila dirinci, pekerja formal yang dirumahkan dan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai 1,43 juta. Pekerja yang di-PHK sebanyak 380.221 dan yang dirumahkan sebanyak 1.058.284 pekerja. Adapun pekerja sektor informal yang terdampak sebanyak 318.959 orang.

Sementara, perusahaan yang telah melakukan PHK dan merumahkan pekerjanya sebanyak 80.000 perusahaan yang tersebar di seluruh Tanah Air. Bahkan, bisa jadi jumlah tersebut lebih dari itu. Bukan tidak mungkin ada perusahaan yang belum melaporkan ke Kemenaker ketika melakukan PHK atau merumahkan pekerjanya.

“Karena itu sangat penting bagi pemerintah untuk segera merealisasikan janjinya untuk memberikan santunan serta pelatihan kepada para pekerja yang terdampak pandemi,” pungkas Bamsoet.

Diposting 27-07-2020.

Dia dalam berita ini...

Bambang Soesatyo

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Tengah 7