Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani menegaskan dirinya tidak mendegar adanya isu reshuffle atau pergantian kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Menurut Arsul isu pergantian kabinet tidak ada. Sehingga dia mengeluhkan adanya isu yang menghembuskan mengenai perombakan kabinet ini. “Enggak ada. Tidak pernah dengar saya,” ujar Arsul di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/2).
Oleh sebab itu Wakil Ketua MPR ini tidak percaya adanya isu reshuffle ini. Ketidak percayaan Arsul karena saat ini pemerintah baru berjalan tiga bulan. “Karena kan baru tiga bulan kerja,” katanya.
Terpisah, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin mengatakan pembantu presiden yang paling aman dari jeratan reshfhuffle adalah Prabowo Subianto selaku menteri pertahanan. “Ya tentu Pak Prabowo Subianto yang paling aman,” ujar Ujang kepada JawaPos.com.
Ujang mengatakan, Prabowo paling aman tidak terkena reshuffle karena masuknya Gerindra dan Prabowo Subianto di Kabinet Indonesia Maju karena hasil rekonsiliasi dan juga kompromi politik dari Presiden Jokowi.
”Karena begini Prabowo jadi menteri ini hasil dari kompetisi politik yang diakhiri dengan rekonsiliasi. Karena itu adalah komitmen rekonsiliasi politik,” katanya.
Selain itu Ujang juga menyinggung tentang menteri yang banyak kontroversi namun tidak akan di ‘depak’ dari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Itu adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly.
Menurut Ujang, di 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin, Yasonna sudah membuat kontroversi tentang keberadaan Harun Masiku yang saat ini menjadi incaran KPK.
Yasonna kala itu menyebut Harun Masiku masih di luar negeri. Namun dibantah Dirjen Imigrasi Kemenkumham yang kala itu masih dijabat oleh Ronny F Sompie. “Yasonna memang banyak kontroversi. Tapi sulit di reshuffle karena dia di-back up oleh PDIP, dan ada jasa ke Jokowi juga,” tuturnya
