Partai Golkar menilai pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang mengakui sengaja melempar isu larangan cadar-celana cingkrang untuk menjadi gaung bagi masyarakat bisa dijadikan pelajaran. Fachrul diminta memperhatikan reaksi masyarakat dalam setiap wacana kebijakannya.
"Karena Menteri Agama sendiri telah menyampaikan bahwa wacana penggunaan cadar dan celana cingkrang ini sudah selesai dan meminta maaf, tentu ini harus dijadikan pelajaran bagi Menteri Agama. Sebagai pemegang kebijakan, setiap wacana kebijakan yang disampaikan tentu harus diperhitungkan reaksinya dari masyakarakat, negatif atau positifnya," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Rabu (6/11/2019).
Menurut Ace, harus dapat dibedakan antara penggunaan cadar dan celana cingkrang di masyarakat umum dengan aturan dalam seragam Aparatur Sipil Negara (ASN). Jika ASN menggunakan cadar atau celana cingkrang saat bekerja, menurut Ace, aturannya dikembalikan pada disiplin masing-masing instansi.
"Kita harus membedakan aturan yang berlaku untuk ASN dengan masyarakat secara luas terkait dengan penggunaan cadar dan (celana) cingkrang. ASN memiliki aturan yang jelas di instansinya masing-masing, termasuk soal seragam pada saat bekerja dan melayani masyarakat. Jika ada ASN menggunakan cadar pada saat bekerja, tentu harus dikembalikan pada aturan disiplin ASN di masing-masing instansi," ujar Wakil Ketua Komisi VIII dari F-Golkar itu.
Ace mengatakan yang menjadi masalah ketika penggunaan cadar dan celana cingkrang dikaitkan dengan radikalisme. Menurutnya, Menag Fachrul tak boleh terburu-buru mengambil kesimpulan soal kaitan pakaian dengan pemahaman keagamaannya.
"Ini yang harus hati-hati dalam menyampaikan pernyataan tersebut. Tidak semua orang yang menggunakan celana cingkrang itu menunjukan pemahaman yang radikal. Menteri Agama tidak boleh mengambil kesimpulan terburu-buru soal antara pakaian seseorang dengan pemahaman keagamaannya. Tidak selalu sama antara atribut tertentu dengan pemahaman keagamaan," tegasnya.
Sebelumnya, Menag Fachrul Razi mengatakan pernyataannya terkait cadar dan celana cingkrang yang akhirnya menjadi polemik di publik disampaikan agar menjadi gaung sebelum peraturan dikeluarkan ataupun agar masyarakat ingat peraturan-peraturan yang ada. Dia kemudian mengaitkan hak tersebut dengan peraturan berpakaian Pegawai Negeri Sipil (PNS) di instansi pemerintah.
"Semua PNS kembali kepada aturan menggunakan sesuai dengan aturan PNS misalnya. Teman-teman langsung bisa membaca, oh gaungnya sebelumnya sudah digaungkan. Mungkin juga berkaitan dengan celana gantung atau kaitan dengan nikab apa cadar dan sebagainya sehingga gaungnya sudah duluan kita buat sehingga pada saat muncul aturan mudah-mudahan orang tak berkejut lagi," kata Fachrul di The Sultan Hotel & Residence, Jalan Gatot Subroto, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (5/11).
Fachrul menekankan pernyataan-pernyataan kontroversial itu dibuatnya untuk sebagai pengingat awal. Dia meminta maaf bila pernyataannya memicu kontroversi. Demikian juga pernyataan soal radikalisme yang mengusung paham khilafah.