PARTAI NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berkomitmen menjaga kualitas demokrasi dan keseimbangan dalam sistem pemerintahan. Kedua partai juga bertekad untuk saling menghormati dengan sikap politik yang menjadi keputusan masing-masing.
Demikian benang merah kesepakatan Partai NasDem dan PKS yang dihasilkan dari pertemuan yang berlangsung di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, kemarin.
Kesepahaman kedua partai tertuang dalam tiga butir kesepakatan yang ditandatangani Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Presiden PKS Sohibul Iman.
Dalam pertemuan itu, Surya didampingi Sekjen DPP Partai NasDem Johnny G Plate, Bendahara Umum DPP Ahmad Ali, Ketua DPP Rachmat Gobel, dan anggota Majelis Tinggi NasDem Lestary Moerdijat. Delegasi DPP NasDem yang datang dengan menumpangi bus NasDem disambut Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri, Presiden PKS Sohibul Iman, Sekjen PKS Mustafa Kamal, dan Ketua DPP PKS Pipin Sopian.
Seusai pertemuan, Surya Paloh menegaskan silaturahim DPP Partai NasDem dengan para elite DPP PKS ialah untuk membangun demokrasi Indonesia yang lebih sehat. Meskipun berada di dalam pemerintahan, bukan berarti NasDem tidak bisa mengajukan pikiran kritis dan membangun kerja sama dengan partai oposisi.
"Saya pikir kita semua sepakat. Demokrasi yang sehat ialah demokrasi yang tetap membutuhkan checks and balances. Itu pasti. Kedua, pemerintah yang sehat juga bisa menerima pikiran-pikiran yang mengkritisi. Bila pikiran yang mengkritisi tidak ada lagi, itu artinya kita khawatir jalannya pemerintahan itu tidak sehat," tegas Surya di Kantor DPP PKS, kemarin.
Konstruktif
Menurut Surya, pemerintah membutuhkan pikiran kritis. Namun, NasDem dan PKS menyepakati hal itu harus berlandaskan niat baik, pikiran konstruktif, dan bukan untuk saling merusak atau menjatuhkan. Semangat saat memberi masukan pun, lanjut dia, berlandaskan untuk membangun bangsa lebih baik ke depan. "Karena bangsa ini milik kita bersama yang bernama Indonesia."
Surya menambahkan silaturahim dengan jajaran DPP PKS juga menjadi pesan bagi semua pihak bahwa perbedaan bukan penghalang ketika memperjuangkan kepentingan nasional. "Harapan sikap NasDem seperti ini menjadi sumbangsih pendidikan politik."
Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan silaturahim dengan jajaran DPP Partai NasDem merupakan ikhtiar untuk menjaga demokrasi. Pasalnya, seluruh anggota DPR dari partai mana pun dan dengan sikap politik apa pun, pendukung pemerintah maupun oposisi, merupakan penyeimbang pemerintah.
"Saya jelaskan dalam sistem presidensial rakyat memberi mandat kepada dua pihak yg berbeda. Pertama, untuk menjalankan pemerintahan lewat pilpres kepada presiden. Yang kedua lewat pileg kepada anggota DPR untuk mengontrol pemerintahan. Maka, DPR di hakikatnya penyeimbang bagi pemerintah," jelas Sohibul.
Saat menanggapi pertemuan kedua partai, Wasekjen PDIP Ahmad Basarah mengatakan pihaknya tidak mau mencampuri urusan partai politik lain. "PDIP menghormati hak-hak partai politik yang melakukan pertemuan, berkumpul bermusyawarah, mengeluarkan pendapat dan pikiran," kata dia.
Partai Gerindra pun menangapi santai pertemuan NasDem dan PKS. Wakil Ketua DPR dari Fraksi Gerindra Sufmi Dasco Ahmad melihat pertemuan itu ialah pertemuan untuk menjalin silaturahim.
Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio juga menilai pertemuan NasDem-PKS merupakan silaturahim politik yang wajar. "Itu tidak akan mengubah peta politik nasional. NasDem akan terus jadi pendukung pemerintah, sedangkan PKS tetap oposisi."