Komisi VII DPR RI meminta Pertamina mengaudit kondisi pipa-pipa minyak, terutama yang berada di bawah laut. Permintaan itu menyusul bocornya pipa minyak bawah laut milik PT Pertamina (Persero) di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.
Anggota Komisi VII DPR RI Tifatul Sembiring mengatakan, langkah itu dilakukan guna mengetahui pipa-pipa yang masih layak dan tidak.
"Karena pipa-pipa minyak milik Pertamina itu jumlahnya cukup banyak. Oleh karena itu Pertamina perlu melakukan semacam audit, mana pipa-pipa yang layak dan mana pipa-pipa yang tidak layak, terutama yang ada dibawah laut," kata Tifatul saat dihubungi di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Politisi PKS ini menuturkan, untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa serupa, Pertamina sebagai perusahaan besar perlu memasang peralatan deteksi secara dini apabila terjadi kebocoran.
Ia pun mengharapkan ada investigasi terlebih dahulu tentang penyebab patahnya pipa bawah laut Pertamina.
"Secara teknis sudah cepat diatasi, kita sudah tidak menemukan tumpahan minyak. Tumpahan minyak ini memang harus segera diatasi, karena sedikit banyak tumpahan minyak itu akan berdampak pada lingkungan. Ke depannya perlu dilakukan langkah antisipasi agar jangan sampai kejadian ini terulang kembali," tandasnya.
