Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

Indonesia Darurat LGBT, Polisi Didesak Tuntaskan Kasus Penyimpangan Seksual

Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini prihatin atas penggerebekan kasus prostitusi kaum gay dengan nama event "THE WILD ONE" di sebuah ruko kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dalam penggerebekan tersebut aparat mengamankan 141 orang yang melanggar UU Nomor 4 Th 2008 tentang Pornografi.

Jazuli mengatakan perilaku mereka membahayakan generasi bangsa. LGBT dan homoseksual jelas bertentangan dengan Pancasila, konstitusi, dan peraturan perundang-undangan yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama, budaya luhur, dan perikemanusiaan.

Ini juga menandakan bahwa Indonesia darurat LGBT.

"Pesta seks sesama jenis ini jelas sangat memprihatinkan. Kita semua harus waspada jangan sampai menular kepada generasi bangsa. Rusak generasi kita jika virus ini menyebar kepada anak-anak kita," kata Jazuli melalui pesan singkat.

Anggota Komisi I DPR ini mengapresiasi kinerja aparat kepolisian yang telah berhasil membubarkan dan menindak para pelaku.

Jazuli meminta kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat harus lebih ditingkatkan agar perilaku menyimpang itu bisa dideteksi dan dicegah sejak dini.

"Pemerintah pusat maupun daerah, aparat penegak hukum, ormas/LSM, tokoh masyarakat, alim ulama serta seluruh komponen masyarakat harus aktif menjalin kerjasama untuk mencegah becana sosial akibat perilaku menyimpang kaum homoseksual ini demi menyelamatkan generasi bangsa," kata Jazuli.

Jazuli menilai perilaku homoseksual dan LGBT menandakan semakin pentingnya penanaman nilai Pancasila khususnya nilai agama sebagai amanat sila pertama kepada generasi bangsa.

"Mari kita didik anak-anak kita untuk mengenal Allah, mengenal agama yang mengajarkan fitrah kemanusiaan, sehingga selamat dari perilaku yang menyimpangi fitrah manusia," kata Jazuli.

Selain itu, kata Jazuli, perilaku LGBT juga tidak lepas dari masifnya budaya liberal yang menyusup dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Akibatnya perilaku generasi bangsa semakin permisif dan menganut kebebasan tanpa batas.

"Budaya liberal, permisif, serta kebebasan tanpa batas menyuburkan benih-benih LGBT. Kita semua harus mencegah penyebaran budaya ini karena jelas menyalahi karakter kebangsaan kita sebagaimana tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945," ujar Jazuli.

Wakil Ketua Komisi III DPR Trimedya Panjaitan meminta Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) M Iriawan kasus homoseksualitas di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Kapolda harus kawal kasus itu, dan berikan sanksi tegas, agar ada efek jera dan wilayah lain harus ditindak tegas," kata Trimedya.

Trimedya juga mengapresiasi Kapolres Jakarta Utara yang membongkar kasus tersebut. Apalagi, ia mendengar operasional ruko tersebut sudah berjalan tiga tahun.

"Selama ini Kapolres yang lalu kemana," kata Politikus PDI Perjuangan ini.

Trimedya mendengar kegiatan pesta homoseksualitas terjadi di beberapa tempat di ibukota. Namun ia belum mengetahui detil tempat tersebut.

"Itu kan gay, lalu yang lesbian katanya juga ada, karena modusnya seperti apa kan sudah lama kita dengar misalnya kafe untuk homo, untuk lesbian," kata Trimedya.

Trimedya meminta aparat bertindak tegas. Ia melihat para pelaku homo tersebut bergaya intelektual. Harga tiket acara tersebut Rp 185 ribu.

"Karena itu bagi mereka daripada bayar pasangan homo mahal mendingan disitu Rp 185 ribu enggak ada bayar lain. Itu harus diselidiki Polri," kata Trimedya.

Ia juga meminta tidak ada penangguhan penahanan bagi para pelaku.

"Nanti kasus enggak jalan," kata Trimedya.

Ada Warga Asing

Sebanyak 141 orang pria digerebek polisi saat melakukan pesta seks kaum gay di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Para penikmat sesama jenis itu kemudian digelandang ke Kantor Polrestro Jakarta Utara di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara.

Empat di antara kaum gay itu ternyata warga negara asing (WNA) dari Malaysia, Hongkong, dan Singapura.

Polisi menduga mereka adalah kaum gay jaringan internasional. Di antara gay itu ternyata ada satu orang yang bersatus mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di kawasan Ciledug, Tangerang.

Mahasiswa itu yang tampil sebagai penari telanjang atau striptis di lokasi yang biasanya digunakan sebagai tempat olah kebugaran atau fitnes tersebut.

Mahasiswa tersebut berusia sekitar 20 tahun atau kelahiran tahun 1997.

Pihak kampus langsung membantah kabar miring tersebut.

Bagian Informasi Universitas Budi Luhur, Ciledug, Budi menjelaskan terkait perihal ini.

"Dia (BY) ngaku-ngaku aja itu," ujar Budi.

Budi menambahkan nama BY tidak terdaftar dalam kemahasiswaan.

"Dia tidak pernah kuliah di sini (Budi Luhur), enggak ada itu nama dia," katanya.

Diposting 23-05-2017.

Mereka dalam berita ini...

Trimedya Panjaitan

Anggota DPR-RI 2014
Sumatera Utara II

Jazuli Juwaini

Anggota DPR-RI 2014
Banten III